14 January 2017

Open Windows (2014) : Sang Idola Yang Turun Ranjang

Reviewed By GAMBIR


Saya ingin berterima kasih kepada KK Dheeraj yang telah memperkenalkan Sasha Grey lewat Pocong Mandi Goyang Pinggul nya. Saya baru tahu perihal bintang porno ini setelah kontroversi filmnya beberapa tahun lalu yang ribut-ribut dengan FPI, karena jujur di Pornhub saya lebih anteng dengan JAV ( japan adult video ) dibanding AV (adult video). 

Setelah berkarir selama 5 tahun dengan membintangi 300 lebih film biru Sasha Grey memutuskan untuk pensiun. Dan belakangan dia lebih disibukan dengan bermain dibeberapa serial tv dan film, juga mengisi suara untuk  video game. Bagi saya Sasha Grey sangat cerdik menjadikan film porno sebagai bantu loncatan dalam karirnya. Dia sadar dunia peresek-esekan tidak akan bertahan lama baginya, mengingat bukan hanya penampilan saja yang menjadi daya pikat dari  industri ini tetapi juga performanya. Jadi sebelum tubuhnya keriput dan tak lagi menjadi komoditi dia memberanikan diri untuk ikut bersaing di industri film blockbuster. 

Perjalanan Grey tentunya akan sangat panjang sebelum dia dilirik oleh hollywood sebagai salah satu aktris yang patut diperhitungkan. Namun rupanya bermain di film Open Windows bersama Elijah Wood bagi saya patut dia sukuri sebagai keberuntungan yang luar biasa. 

Hey, siapa yang tidak mengenal hobit yang satu ini, walaupun setelah berhenti dari trilogy LOTR  nampaknya Elijah Wood tak banyak bermain di film-film garapan rumah produksi besar. Apakah karena tinggi badannya ? atau peran Frodo yang kandung melekat pada dirinya ?. Daniel Radcliffe setidaknya lebih beruntung bisa lepas dari bayang-bayang Harry Potter dan masih dipercaya memerankan karakter lain oleh rumah produksi besar. 



Sinopsis : 


Nick salah seorang fans garis keras dari seorang aktris, tiba-tiba terkejut oleh kadatangan tamu yang tidak dikenal lewat panggilan cam di laptopnya. Perbincangan hangat yang awalnya hanya membahas aktris idola mereka berdua berubah menjadi mencekam karena ternyata tamu yang bernama Chord ini lebih gila dibanding Nick. Chord adalah seorang hacker yang mempunyai kemampuan sebanding dengan anggota NSA. Masih Ingat dengan Snowden ? ketika ia berkata bahwa NSA bisa memata-matai kita lewat kamera handphone, webcam, dan cctv. Hal itulah yang akan dilakukan Chord kepada aktris idolanya yaitu Jill Goddard

Untuk menghilangkan jejak, Chord menggunakan Nick sebagai boneka, dan juga kambing hitam bagi polisi seakan-akan Nick lah yang sedang meneror Jill Goddard. Bagaimanakah cara Nick melepaskan diri dari Chord ? bagaimana juga dia menyelamatkan aktris idolanya ini dari terror sang maniak? Dan yang paling penting siapakah Chord ini ? 



Open Windows digarap oleh Nacho Vigalondo yang tidak begitu familiar ditelinga saya, kecuali namanya tercantum dalam salah satu director The ABCc of Death film omnibus yang juga dikenal pecinta horror lokal  karena salah satu film  Timo Tjahjanto juga ada didalamnya. 

Nacho menghadirkan suasana baru melalui Open Windows, walaupun tidak baru-baru amat karena teknik ini pernah saya liat di film Unfriend. Saya tak tahu harus menyebut film ini sebagai genre apa untuk sebuah film yang mengandalkan kamera laptop, cctv, dan gopro ? namun Dalam sebuah review seorang bloger menyebutkan bahwa Open Windows disebut sebagai genre techno-thriller. jika bang Ringgo tahu jenis film apa ini, tolong kasih tahu saya..hehe. 

Jika film ini dikategorikan mockumentary, yang saya tau tampilan gambar harusnya hanya berdasarkan kamera yang dipegang oleh tokoh dalam film. Namun dalam Open Windows kita disodori sebuah tampilan layar  laptop lengkap dengan wallpaper dibelakangnnya. Beberapa scene interaksi antar tokoh hanya terjadi lewat cam. 

Tapi bagi saya teknik ini lebih bisa diterima dibanding mockumentary yang kadang-kadang membuat kepala saya pusing karena kamera jumpalitan dan tata cahaya yang tidak beraturan. 

Penampilan Sasha Grey disini cukup mendominasi mengingat dalam Open Windows dia menjadi tokoh sentral, dibandingkan dengan film-film sebelumnya yang hanya hadir sekilas. walapun performa aktingnya ga wah-wah amat karena kamu akan susah membedakan ekpresi ketakutan dan horny karena keduanya tampak sama . Damn !! saya gagal fokus beberapa kali. 

Tapi lagi-lagi seperti dalam film-film sebelumnya Sasha Grey seperti susah lepas dari titel bomsexnya, hal itu diperparah oleh sang sutradara yang selalu memposisikan Grey sebagai objek fantasi para lelaki. Dengan mengeksplore tubuh sintalnya lebih lama dibanding fokus pada pendalaman karakter yang sedang diperankannya. 


Padahal Sasha Grey bukan bintang porno biasa, setelah pensiun dari dunia ranjang pilihan karir yang diambilnya selain sebagai model dan akting dia juga menulis. Terbukti sudah dua buku yang dia terbitkan Neu Sex dan The Juliette Society, sebuah novel erotis. pilihan karir yang tidak biasa diambil oleh seorang mantan pemain blue film sebelumnya.  

Tapi sebagai debutnya di dunia seni peran mainstream Open Windows sebuah permulaan yang bagus untuk dirinya. Mari kita tunggu beberapa tahun lagi apakah dia akan berhasil dan lepas dari bayang-bayang ranjangnya seperti Cameron Diaz atau  akan berakhir mengenaskan seperti mantan bintang porno kebanyakan yang menjadi psk jalanan. 

Balik lagi ke filmnya, Open Windows tidak begitu buruk, walaupun ada beberapa plot hole yang cukup menganggu. seperti, apa motivasi Chord menculik Jill, dan beberapa pertanyaan lainnya yang 
menyangkut adegan diakhir film yang bila saya ceritakan takut berpotensi spoiler hehe..

Elijah Wood sama seperti peran-peran film sebelumnya yang selalu menjadi pemuda innocent korban keadaan. Walaupun saya benci karena di film ini dia tampak seperti pecundang sejati yang tak punya peran apapun selain obesesinya yang berlebih pada sang idola. Tidak seperti  dalam film Cooties, setidaknya walaupun sama-sama pecundang tapi dia masih bisa diandalkan. 

Di menit awal sampai pertengahan cerita masih bisa dinikmati walaupun konflik hanya digambarkan lewat percakapan antar tokoh melalui webcam. Namun dibagian akhir, film seperti kehilangan arah, misterinya tampak berbelit-belit ditambah ketidakkonsistenan antagonis kita yang tampak meyakinkan diawal dengan kecerdasan memanipulasi korbannya namun menjadi sangat bodoh di bagian akhir ketika mau menurut begitu saja perintah sang tawanan tanpa pertimbangan. 

Dibandingkan dengan Unfriend, film ini masih bisa ditolerir dalam segi tampilan gambar. beberapa soundtrack ditambahkan untuk menambah ketegangan, ketimbang Unfriend yang sunyi, mungkin maksud hati untuk memberikan efek real, tapi yang ada malah kebosanan yang luar biasa. 

Jangan terlalu berharap lebih bila kamu ingin menikmati Open Windows, memangnya apa yang bisa diharapkan dari sebuah film gaya webcam yang diperankan mantan bintang porno ?

No comments:

Post a Comment