20 February 2012

CUJO (1983)

Suatu hari, motor yang dikendarai seorang pria kurus berambut acak-acakan tiba-tiba mogok, dan dia memutuskan buat mampir ke sebuah bengkel. Nyampe di bengkel, dia malah ngeliat pemandangan menegangkan dimana sang mekanik ternyata sedang di serang seekor anjing yang terlihat ganas. Beruntung, keadaan buruk itu segera bisa diatasi,  namun rupanya kejadian tadi sudah cukup untuk memunculkan sebuah 'bohlam' ( disertai suara 'ting!' ) di kepala sang pria kurus.

Dan kita semua tau, orang yang bisa mendapat inspirasi nulis cerita dari peristiwa remeh seperti itu, pastilah bernama Stephen King. Dan, emang bener hehe.

Jadi ceritanya, King segera pulang ke rumah buat menulis sebuah novel yang lalu diberi judul 'Cujo'. Tahun 1981 novel itu rilis, ditahun berikutnya 'Cujo' meraih British Fantasy Award, dan hanya butuh satu tahun lagi (1983) buat ahirnya fiksi tentang 'Cujo' diangkat ke layar lebar.

Well, gue belum baca novelnya, tapi mari kita liat gimana pilemnya :)

Storyline :

Keluarga kecil Donna ( Dee Wallace ) mengalami masalah ketika suaminya, Vic ( Daniel Hugh Kelly ) akhirnya mengetahui kalo dia berselingkuh. Donna sendiri beralasan, dia melakukan itu karena sang suami jarang meluangkan waktu buat mereka dan terlalu sibuk dengan pekerjaannya..bla bla bla seperti itulah.

Suatu hari, Vic pergi keluar kota beberapa hari buat sebuah urusan kerja,  dan itu segera dimanfaatkan Donna buat..berselingkuh? oh, nggak hehe dia memutuskan pergi bersama putera nya Tad ( Danny Pintauro ) ke sebuah bengkel buat ngereparasi mobil bobroknya. Ini mungkin hal yang akan disesali Donna seumur hidup, karena tanpa dia sadari, sebuah terror sudah menantinya di sana.

Ya, sesampainya di bengkel yang terpencil itu, Donna menyadari anjing peliharaan sang tukang bengkel yang bernama 'Cujo' ternyata terjangkit rabies ( karena di gigit kelelawar ). Cujo berubah dari seekor Lassie yang hanya mengejar kelinci menjadi predator ganas yang akan menyerang dan membunuh siapa saja . Dan kini, setelah membantai sang pemilik bengkel dan tetangganya ( juga seorang polisi ), target mangsa 'Cujo' adalah Donna dan Tad yang terjebak dalam mobilnya yang mogok.

Review :


Separo pertama durasi pilem digunakan sutradara Lewis Tague buat ngenalin kita pada karakter-karakter dan tetek-bengek permasalahannya. Donna yang berselingkuh, Vic yang sibuk membicarakan pekerjaannya, Tad yang sepanjang pilem hanya terlihat merengek saja, lalu ada, Steve Kemp,  keluarga tukang bengkel dll dll

Gue sebagai penonton baik hati yang cukup menghormati usaha pengembangan karakter dalam sebuah pilem memutuskan untuk berkompromi ngikutin semuanya, walaupun pada bagian ini  'Cujo'  jadi terasa kaya pilem drama keluarga. Tentunya itu sebuah genre yang nggak lagi pengen gue tonton, apalagi dari sebuah pilem yang punya tagline 'A New Name For Terror'. Ini dimana terrornya? jadi di paruh pertama durasi satu-satunya terror yang gue dapet adalah rengekan anak kecil bernama Tad dan err..gue udah berkali-kali menguap.

Sampai akhirnya ketika gue berhasil ngelewatin menit ke 50 tanpa tertidur , pilem nyampe pada bagian yang ngingetin gue kalo ini pilem thriller tentang anjing predator.

Mulai menit ke 50 itu, gue kembali menemukan ciri khas cerita King yang senang bermain-main dengan thriller-psikologi, ruang sempit ama karakter minimal ( walau tidak semuanya cerita King seperti itu ). Kali ini settingnya adalah di sebuah mobil mogok, dengan main-character Donna & puteranya ( Tad ) dan antagonis sang anjing rabies ( Cujo ) .

Dan seperti berniat membayar semua hal membosankan di paro pertama,  adegan kejebak dalam mobil ini digelar cukup intense sampai menit terakhir.

+ sedikit tambahan info, ide yang similiar pernah juga digunakan oleh sebuah pilem berjudul 'Penny Dreadful ( 2006 )' dimana seorang cewe  terperangkap dalam mobilnya yang mogok, sementara seorang pembunuh maniak berkeliaran mengancamnya diluar. + 'Man's Best Friends' (1993 ) juga ngegunain anjing sebagai antagonis tapi itu terjadi karena genetically-modified alias mutan )

Balik ke 'Cujo', kenyataan bahwa monsternya tuh cuman anjing rabies biasa, memang tidak membuat ini jadi se-menyenangkan seperti pas gue nonton pilem dengan villain monster cacing tanah raksasa atau kadal mutan, tapi di sisi lain, teror anjing rabies ini membuat gue berfikir kalo kejadian kaya gitu pernah beneran terjadi di suatu tempat.  Dan ini ngebuat 'Cujo' ( dengan sekuen adegan yang sebenernya udah sering gue liat di pilem lain ) menjadi cukup mencekam.

Intinya sih gue pengen bilang bahwa tujuan sederhana 'Cujo' menghadirkan thriller kengerian berhasil dicapai di separuh akhir  pilem.

Menit-menit akhir ini beneran total-thriller. Beautifully photographed, well-directed, tense, scary,  apalagi Dee Wallace berakting brillian sebagai ibu yang mengalami kepanikan, bingung, takut, frustasi dan akhirnya..nekad. Sementara Danny Pintauro ( yang rengekannya semakin menjadi2 dalam adegan ini ) membuatnya layak mendapat gelar  'most annoying kid in horror movies'. Haha semua itu membuat gue bisa memaafkan endingnya yang klise dan predictable.

Sementara buat sebagian audiens Amerika, gue mencatat 'Cujo' sedikit susah dinikmati dan menciptakan trauma tersendiri mengingat antagonisnya adalah seekor anjing. Itu hewan peliharaan kesayangan masyarakat sono yang punya julukan 'sahabat terbaik manusia' . Jadi, ini mungkin seperti kalo orang India ngeliat sapi sembahannya menjadi jahat dan nyeruduk anak kecil kali. Mau dibunuh ga tega, mau dibiarin juga salah. haha




Namun, dilihat secara keseluruhan, kalo apa yang pengen gue liat dari 'Cujo' cuma usaha survival seorang heroine dari anjing rabies, gue jadi ngerasa paruh pertama durasi pilem yang cukup melelahkan ( tentang pengenalan karakter, cerita perselingkuhan dll ) menjadi bagian yang sebenernya nggak penting buat diceritain. Sia-sia.

Mungkin film akan lebih efektif seandainya, Lewis Tague langsung aja ke bagian Donna kejebak dalam mobil dan printilan2 story-background atau pengenalan karakternya bisa dilakukan lewat kilasan2 flashback singkat atau monolog Donna..atau apalah..asal bukan nyeritainnya secara detil sampe nyaris separo durasi.

Overall, Gue nggak tau gimana novelnya, tapi ini salah satu pilem adaptasi dari cerita Stephen King yang terasa inferior. Sia-sia di awal, intense di bagian akhir. Gue cukup berbaik hati dengan tidak memberinya rating lebih rendah :)

RATING:


Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic






....................

( ++ Dari segi cerita, kisah 'Cujo' cukup konyol kalo diliat sekarang. Maksud gue, di zaman ponsel udah jadi piranti wajib kehidupan, kalo ngalamin kejadian kaya diatas kita bisa langsung nelpon siapa aja buat minta bantuan, ( gue jamin lu dapet sinyal, kecuali lu lagi ada dalam sebuah pilem horror. ) . Dan sambil nunggu bantuan, lu bisa santai-santai sambil namatin Angry Birds apa nge-tweet. Tapi, karena ini terjadinya di tahun 1981 ( dimana Blackberry masih nama buah-buah-an ) dan Amerika punya banyak tempat sepi yang keliatan kaya markas keluarga Leatherface, asli, kejadian kaya diatas sangat mungkin terjadi. )

10 comments:

  1. Manteb...
    Masih dapet aje pelem nyang beginian gan.Tabik buat agan Ringo.
    Baca ripiu nih pelem,jadi inget The Grey (2012).Mungkin pelem nih juga menginspirasi The Grey,cuma bedanya klo di The Grey bukan anjing,tapi srigala.

    ReplyDelete
  2. Kalo diliat dari trailer, jenis anjingnya Saint Bernard, alias Beethoven, nih? Kok ngingetin gue ama ROTTWEILER (2004), ya?

    ReplyDelete
  3. wah... bagus nih.... review film sleepwalker dong! jujur agak bingung dengan film itu, tapi entah mengapa agak creepy.

    ReplyDelete
  4. @vtjiong oh iya itu anjing Beethoven hehe walau dalam beberapa scene keliatan kalo jenis anjingnya tuh kaya diganti gitu ( alias ada beberapa jenis anjing hehe ). 'Rottweiler' tu kaya 'Man's Best Friend' yah antagonisnya anjing separo cyborg. dalam beberapa hal anjing rabies biasa lebih kerasa thrilling. mungkin cuma gue aja kali hehe

    ReplyDelete
  5. Mungkin karena anjing rabies kedengerannya lebih ngedeketin kenyataan ketimbang anjing RoboCop. He he he...

    ReplyDelete
  6. Gue dulu pernah ngasih nama anjing gue (Rottweiler) Cujo. Gedenye jadi culun & pemalu, sungguh mengecewakan.

    ReplyDelete
  7. @zom : mungkin kalo pengen jadi galak harusnya dikasih nama Hachiko kali ya..

    ReplyDelete
  8. @Ringo: Jadi -misalnye- gue pengen punya anjing yg luar biasa pinter, gue harus namain die Ran Tan Plan ye?

    ReplyDelete
  9. @Zom : dari hasil pengamatan sih, semua anjing yang namanya droopy apa grommit, itu luar biasa pinter..tapi eh, kenapa ga coba ringo???

    ReplyDelete
  10. Gue suka film-filmnya Stephen King...tapi gw kaga bisa nge-review Shawshank Redemption ye go di sini? Hahahah

    ReplyDelete