GoT poster by ricardomacia on deviantart |
Well, usai sudah musim ke 7 kisah epik perebutan tahta di benua Westeros yang udah sukses mengacaukan waktu produktif dan jam tidur gue karena marathon ngejar 60an lebih episodenya haha. Terus terang, gue emang baru ngikutin seri ini ketika penayangan di HBO udah nyampe episode pertengahan musim ke 7 kemaren. Pencetusnya apa lagi kalo bukan orang-orang disekitar gue serta berita-berita di linimasa sosmed yang terus-terusan ngomongin seri ini. Tapi, sebenernya itu aja ngga cukup kuat jadi alesan buat ngecek Game of Thrones yang pernah gue kira adalah judul sebuah game strategi wkwk sampe kemudian salah satu temen ngucapin kalimat yang sangat susah untuk ditolak ini :
" seri ini punya banyak boobs, nudity dan graphic violence "
Wainiii haha okelah, jadi gue pun langsung nyoba season pertamanya. Dilihat dari sudut pandang horor fan, episode awal nya sendiri secara mengejutkan udah nunjukin elemen horor kuat dengan menampilkan korban pembantaian wildlings ( suku liar ) yang dilakukan oleh makhluk supranatural kuno ( White Walker ) dimana salah satu kekuatannya adalah membangkitkan mayat dan mengubahnya menjadi Wight ( Zombie ). Kita juga punya eksekusi pemenggalan, pertandingan Joust nan brutal, lalu ada suku barbar Dothraki yang suka ngeseks dialam bebas, dukun ilmu hitam, naga, serta yeah, tentu saja hubungan sex incest yang menjadi pemicu semua silang sengketa dan pertumpahan darah di benua Westeros. Yap, season pertamanya ( meski baru level build-up plot dan pengenalan karakter ) udah cukup untuk membuat gue tertarik. Sebuah mix antara sihir, naga dan intrik politik Machiavellian penuh darah yang menegaskan GoT sebagai drama medieval-fantasi mature yang ada di ranah berbeda terutama jika dibandingkan Lord of The Rings yang PG-13 itu. Abis itu, gue nonstop nonton 5 episode tiap hari hehe persetan kerja!