Ngomongin manga, aslinya gue bukan pengkonsumsi medium ini dan bahkan nyaris lupa kapan terakhir kali gue membaca sebuah manga. Ah ya, beberapa tahun lalu, seorang kawan merekomendasikan sebuah manga berjudul Parasyte karya Hitoshi Iwaaki, sebuah perkenalan yang kurang berkesan karena meski ceritanya cukup menarik dan dipenuhi gambar-gambar body-horror gue nggak sampe selesai membacanya. Mungkin mood gue lagi kurang bagus atau sedang malas ( next time, gue akan mencoba membaca ulang manga ini ) tapi memang setelah Parasyte, gue nggak pernah membaca manga-horror lagi.
Dan mengenai manga yang akan gue review ini, gue malah udah lama nonton versi filmnya ( berjudul 'Spiral' ( 2000 ) , disutradarai Higuchinsky ) , seinget gue, itu film dengan premis yang menarik namun memiliki skrip dan editing berantakan, membuat versi film ini terlalu absurd dan membingungkan ( terutama buat yang belum membaca manganya ) dan pada akhirnya mudah dilupakan. Lalu kemarin, entah kenapa tiba-tiba saja gue memutuskan untuk membaca versi manganya. Gue duga ini karena hujan deras diluar tidak kunjung berhenti dan gue butuh selingan hiburan pembunuh waktu selain koleksi film horror di harddisk yang udah ditonton berkali-kali dan gim Limbo yang juga udah ditamatkan berkali-kali. Pilihan gue jatuh pada manga karya Junji Ito ini.
Kita ke plot nya dulu.
Plot
Uzumaki ( yang berarti spiral/pusaran ) bercerita tentang gadis SMU bernama Kirie Goshima, Shuichi Saito ( pacar Kirie ), dan warga kota kecil Kurôzu-cho yang dikutuk oleh sebuah kekuatan supranatural misterius yang melibatkan pola berbentuk spiral. Pola spiral ini secara aneh mulai muncul dimana-mana dikota itu, kita bisa melihatnya di rumput-rumput, angin puyuh, awan, gerabah, makanan dan bahkan di air selokan. Seiring berjalannya cerita, Kirie dan Shuichi menjadi saksi bagaimana kutukan spiral ini mulai menimpa orang-orang disekitar mereka. Horror dimulai dari ayah Shuichi yang tiba-tiba terobsesi dengan pola spiral, ( dia mengumpulkan banyak benda berpola spiral, bahkan kemudian hanya mau memakan makanan yang memiliki pola spiral! ). Obsesi absurd ayah Shuichi ini kian hari terus memburuk dan berujung pada aksi bunuh diri dengan cara yang sungguh tak terbayangkan: merubah dirinya menjadi spiral!!
Cerita strangely-disturbing diatas bisa kalian baca di chapter 1 dan guess what, itu hanyalah awal dari bermacam terror horror-spiral mengerikan yang akan menimpa Kirie, Shuichi dan warga kota Kurôzu-cho di 18 chapter berikutnya. Mampukah Kirie dan Shuichi mengakhiri kutukan itu?
Review
Salah satu kekuatan Uzumaki jelas terletak pada premisnya yang sangat unik. Siapa sih yang mengira kalo pola spiral ternyata mampu diintegrasikan kedalam sebuah cerita horor? Ide Ito ini beneran absurd, meskipun gue seharusnya tidak terlalu terkejut kalo nginget populasi Jepang tuh emang dipenuhi orang-orang 'terlalu kreatif' yang mampu membuat sesuatu seperti ini :
Sedikit trivia, inspirasi Ito ternyata datang saat dia ngeliat bentuk obat nyamuk yang menurutnya memiliki pola misterius. Ini memang menarik, polanya yang terus melingkar-lingkar kedalam akan membuat kita pusing saat melihatnya, bahkan dengan teknik tertentu seorang mentalis akan mampu menghipnotis kita menggunakan pola ini. Singkat kata, abis ngeliat obat nyamuk, imajinasi Ito pun menjadi liar, dia segera menulis Uzumaki sambil terus melakukan riset pada pola spiral yang menarik perhatiannya. Pada titik ini, metode risetnya ngingetin gue ama obsesi ayah Shuichi. Dia konon beneran menatap pola spiral berlama-lama, membuat pola spiral di air, memakan makanan berbentuk spiral, sampe memelihara bekicot untuk mengamati pola spiral di cangkangnya. Haha memang diperlukan totalitas dan banyak kegilaan untuk menciptakan karya yang nggak biasa-biasa aja. And he did it. and i really love it.
Junji Ito tidak hanya bertumpu pada ide yang sekedar aneh ( out of the box ) saja, tapi dia juga piawai menyusun ide itu menjadi kisah horor episodik sepanjang 19 chapter yang akan mengingatkanmu pada kisah-kisah kutukan kuno dan horror-kosmik ala H.P Lovecraft.
Dalam 19 chapter Uzumaki ( 1 chapter biasanya berisi 30-40 halaman ) kalian akan ngeliat bagaimana kutukan pola spiral menyerang kota Kurôzu-cho ( baik secara fisik dan mental ) dengan berbagai cara yang tak terbayangkan. Contohnya, jika diatas gue udah cerita tentang ayah Shuichi yang terobsesi pola spiral, di chapter berikutnya kalian akan ngedapetin cerita tentang ibu Shuichi yang malah menjadi paranoid ama semua hal berbentuk spiral ( kemudian melakukan hal-hal mengerikan ), lalu ada anak SMU yang berubah menjadi bekicot, rambut aneh berbentuk spiral yang mampu menghipnotis, sampe pegas mobil yang membuat mayat bangkit dari kubur. Grotesque!
mirip komik-lokal legendaris 'Neraka' yah hehe |
Di medium lain ( film misalnya ) untuk menterjemahkan ide gila seperti itu kedalam sebuah adegan tentu banyak hal yang harus dipikirkan dari mulai tingkat kerumitan pembuatan, budget sampe durasi. Imbasnya, seringkali adegan hanya dibuat alakadarnya saja, ide yang hebat pun menjadi terlihat jelek. Nah, medium komik/novel graphis/artwork gue pikir lebih bisa ngasih keleluasaan pada kreator. Siapapun bisa menuangkan ide segila apapun, seliar apapun, setidak masuk akal apapun, kedalam kotak2 panel asalkan pembuatnya memiliki imajinasi dan keahlian menggambar. Gue pikir ini memang salah satu keunggulan komik, meski dalam sebuah kesempatan Ito pernah berpendapat bahwa membuat manga horror yang menakutkan lebih sulit karena medium ini tidak memiliki sound-effect untuk membangun tensinya. Tapi tentu saja, beliau hanya sedang merendah, karena siapa yang peduli soal efek suara dan tetek bengeknya kalo kalian memiliki ide gila dan panel-panel yang anjing-edan?
Dan bicara soal panel2 anjing-edan, Junji Ito lah maestronya. Beneran, ketika nyampe di beberapa panel, gue bahkan seringkali tidak segera berpindah kehalaman selanjutnya hanya untuk menikmati detail artworknya ( juga untuk menerka-nerka apa sebenarnya yang ada dikepala pembuatnya ketika membuat sesuatu yang tak terpikirkan seperti ini ). Sangat mengasyikkan. Teknik paneling, skill, dan style menggambar Ito ( yang cenderung realistik dengan menggambar karakter/environment secara proporsional dan akurat ) jelas telah mengalami perkembangan pesat, terutama jika dibandingkan kerjanya di Tomie yang masih terlihat flat. Sementara itu, gue senang dengan keputusan Ito untuk tidak memberi warna dan arsirannya yang seperti urek-urek. Menurut gue, itu berhasil menambah kesan dark, raw, dan gritty. Cocok dengan tone creepy-disturbing yang hendak disampaikan.
Sedikit isu mungkin yang berhubungan dengan plot, yaitu ketika di sepertiga akhir Junji Ito seperti mengganti tone disturbing-horror nya menjadi thriller survival post-apocalypse dimana kota Kurôzu-cho diceritakan hancur lebur karena badai dan para protagonis kita berusaha keluar dari kota itu. Kegilaan masih dijumpai disana-sini, tapi tonenya lebih terasa thriller survival ( bahkan action, lengkap dengan geng vandal pengendara angin puyuh ), beda dengan 2 volume sebelumnya. Tentu saja ini nggak masalah, gue sadar, ini diperlukan agar cerita menuju konklusinya yang mana mengambil setting di sebuah dunia spiral surreal bawah tanah yang menakjubkan. Bagian finalnya sendiri diakhiri dengan cara yang terasa mendadak ( cepat ), tapi sekali lagi secara keseluruhan ini sama sekali nggak mengurangi kehebatan Uzumaki.
Overall,
Uzumaki berhasil menyedot gue kedalam pusaran dunia bizarre-surreal penuh kegilaan tak terbayangkan. Konsep dan temanya yang merupakan hybrid dari body-horror dan horror-kosmis ala H.P Lovecraft didukung panel-panel grotesque yang sepertinya akan tetap berada di kepala gue untuk jangka waktu yang lama. Ya, setelah membaca ini, melihat pola spiral tidak akan terasa sama lagi.
Seperti halnya Braindead yang berhasil menjadi pintu gerbang gue untuk mencintai dan masuk kedalam dunia horror b-movie, Uzumaki juga jelas telah menjadi gerbang untuk menyelam lebih dalam ke dunia horror Junji Ito, dan lebih luas lagi : komik-horror asal negeri tempat tinggal Totoro itu.
Buktinya, ketika mengetik ini gue sudah secara marathon menyelesaikan Tomie, Gyo, Black Paradox, beberapa manga pendek ( one-shot ) beliau, lalu juga Hell Baby ( Kyofu Zigoku-shojo ) karya Hideshi Hino serta Homunculus nya Hideo Yamamoto. Hmmm..sepertinya, akan ada banyak review manga horror di update-update mendatang hihi.
SCORE! |
UZUMAKI Vol 1 - DOWNLOAD
UZUMAKI Vol 2 - DOWNLOAD
UZUMAKI Vol 3 - DOWNLOAD
Review film the autopsy of jane doe bang biar tau pendapatnya
ReplyDeletenoted. nanti dicoba yah, thanks
DeleteHellstar Remina dah baca bro? Bagus juga tu
ReplyDeletebelum..tapi itu emang masuk antrian baca hehe siippp
ReplyDeletewah bacaan lama jaman SMA nih, hampir semua karya2 nya junji ito udah gua baca (thanks to internet)
ReplyDeleterekomen gue buat manga2 junji itou cobain aja deh langsung itou junji kyoufu collection, udah paket lengkap itu
dan buat manga2 hideshi hino udah ada yg upload batch di torrent semua ebook komik nya yang sudah berformat cbr HAHAHAHAHAHA
kalau HSD (kok jadi mirip HHD punya zombem yah wkwkw) bakalan mulai bahas komik, gue pun bakal tambah sayang dan setia sama blog ini :D
keep it up bruh!
ohya mau nambahin,selain yang weird dan horror kaya manga2 diatas, jepang juga banyak manga yang ngambil tema gore-psychological-supernatural dan ini sangat mengasyikkan buat dibaca :D kalo emang tertarik, rekomendasi gue:
ReplyDelete-Imawa no Kuni No Alice (alice in borderland)
-kamisama no iutoori (1 dan 2)
-Green Worldz
-Ousama Game
semuanya kebanyakan ngambil tema survival game semacam saw
cheers :beer:
Kyoufu Collection udah, banyak one-shot blio yang bagus bagus yah hehe iya nih, HHD panutanku.
Deletewaaauw, thanks rekomennya masbro!
cheeeers!
Bang udah nnton anime another?review donh bang. Mau tau pendapat loe
ReplyDeleteBelum nonton. nanti kucoba yah :)
DeleteUdah baca dead tube belom bang ?
ReplyDeleteLink gak bisa gan :')
ReplyDeletepenasaran pengen baca juga tp takut 😅
ReplyDeletebos artikelnya tentang manga ini, gw ijin pakai buat content di YTB gw ya bos
ReplyDelete