Sepertinya gue nggak perlu lagi menceritakan storyline film yang sempet jadi perbincangan horror-fan beberapa bulan kebelakang ini. Semua kayanya udah pada tau ya hehe ini memang review telat. Tapi kalo emang ada yang kebeneran belum tau ( belum nonton ) baiklah gue ceritain aja premise pelem ini dengan satu paragraf singkat :
................................
Dr. Heiter ( Dieter Laser ) adalah mantan dokter bedah yang terobsesi membuat 'manusia-kelabang'. Impiannya itu menjadi kenyataan ketika dua turis Amerika yang mengalami kesialan, tak sengaja berkunjung kerumahnya. Dr. Heiter segera membius mereka. Berikutnya, seorang turis Jepang yang sial juga menjadi korbannya. Nah, source untuk membuat 'manusia-kelabang' udah fix, maka, operasi penggabungan pun segera dilakukan. jreeeng...tak lama kemudian manusia kelabang pun tercipta!
lalu bagaimana kisah selanjutnya? akankah mereka selamat?
..................................
Dengan premise seperti itu, sneak-preview The Human Centipede ( yang didukung trik viral-marketing dan trailer di Youtube ) sempat membuat shock calon-audiens nya. Bahkan beberapanya langsung melabeli pelem ini sebagai calon pelem paling disturbing tahun 2009.
Namun hype dan ekspektasi melambung itu rupanya tidak mampu dipenuhi Tom Six ketika The Human Centipede akhirnya rilis. Terbukti, film ini mendapat rating kurang bagus di IMDB atau Rotten-Tomatoes.
Gue perhatiin di berbagai review, kebanyakan yang kecewa adalah para horror-big-fan yang udah bersiap-siap dengan kantung muntahnya untuk melihat betapa disturbingnya operasi 'penyambungan-anus' yang dalam bayangan mereka itu akan ditunjukin secara eksplisit dalam level gorefest. ( kalo penonton pelem yang masang poster 'Finding Nemo' dikamernya sih nggak gue itung ya, soalnya pasti muak ama pelem ini :D ) Sementara untuk penonton 'liberal-lintas-genre' yang tidak menaruh ekspektasi apa apa, sepertinya fine-fine saja dengan film ini.
Yah, gue kasi tau aja : filemnya ternyata nggak se gruesome-anjing-edan premisenya.
Langsung ke review,
Sebenernya gue tidak terlalu mempermasalahkan adegan gore ( operasi penyambungan ) yang di-skip dalam pelem ini. Soalnya jika itu di tampilkan, gue yakin ( dengan premis seperti itu ) The Human Centipede akan menjadi film gross-torture-exploitation yang cuma bisa diputer di festival2 Underground atau bioskop Grindhouse.
Jadi gue bisa memahami keputusan Tom Six yang harus berkompromi dengan penyandang dana, lalu membuat adegan yang 'gross-potentially' nya menjadi soft supaya pelem ini bisa meraih audiens yang lebih luas.
Kemudian dia memilih memakai konsep 'Mind-Horror' buat menyajikan horrornya ( itu maksudnya kita disuruh ngebayangin sendiri horror yang tengah tersaji di layar, dalam beberapa film lain seperti 'Funny Games' , konsep ini cukup berhasil menebar terror ). Gue juga nggak punya masalah ama konsep model begini, apalagi di beberapa scenenya 'The Human Centipede' berhasil bikin lobang-pantat gue 'nyut-nyut-an' karena ngebayangin rasa sakit yang dialami ketiga objek-penderitanya.
Yang jadi masalah adalah ketika Tom Six ternyata nggak berhasil ngembangin plotnya. Dia seperti kebingungan untuk ngelanjutin cerita, ketika 'manusia kelabang' impiannya sudah tercipta. Inilah titik dimana pelem kemudian meluncur ke jurang bernama 'generik + boring'.
Jadi gue bisa memahami keputusan Tom Six yang harus berkompromi dengan penyandang dana, lalu membuat adegan yang 'gross-potentially' nya menjadi soft supaya pelem ini bisa meraih audiens yang lebih luas.
Kemudian dia memilih memakai konsep 'Mind-Horror' buat menyajikan horrornya ( itu maksudnya kita disuruh ngebayangin sendiri horror yang tengah tersaji di layar, dalam beberapa film lain seperti 'Funny Games' , konsep ini cukup berhasil menebar terror ). Gue juga nggak punya masalah ama konsep model begini, apalagi di beberapa scenenya 'The Human Centipede' berhasil bikin lobang-pantat gue 'nyut-nyut-an' karena ngebayangin rasa sakit yang dialami ketiga objek-penderitanya.
Yang jadi masalah adalah ketika Tom Six ternyata nggak berhasil ngembangin plotnya. Dia seperti kebingungan untuk ngelanjutin cerita, ketika 'manusia kelabang' impiannya sudah tercipta. Inilah titik dimana pelem kemudian meluncur ke jurang bernama 'generik + boring'.
Hal ini diperparah dengan keputusannya yang dengan sengaja hanya mem-paste-kan ide ceritanya nya itu kedalam sebuah 'template' film-film horror yang udah sering dipake oleh ribuan pelem horror lainnya.
Dengan keputusan 'nggak kreatif' seperti ini, yang audiens dapet adalah adegan2 klise + predictable ( turis, ban kempes, nggak ada sinyal, middle of nowhere, rumah terpencil, bla bla bla dll ), plot-hole2, dan adegan2 yang terasa dipaksakan cuman demi ngisi durasi sejam-setengah. redundant.
Kesan bahwa film ini hanya bertumpu pada ide 'menyatukan-3-orang-jadi-kelabang' saja, semakin kuat dengan absurdnya alesan Dr.Heiter membuat 'manusia kelabang' itu sendiri. Apa tujuannya dia bikin manusia-kelabang? kita cuman mendapat penjelasan dari ucapan Dr.Heiter : 'I don't like human beings'. Selain itu, sederhana aje : doi agak kurang waras dan pengen membuktikan teori-medisnya. itu doang. Nah, sekarang bisa dimengerti kalo plot film akhirnye susah buat dikembangin.
Gue pikir, pelem mungkin akan lebih menarik jika Tom Six mempunyai slot-durasi khusus untuk nyeritain karakter ( masa lalu ) Dr.Heiter lebih dalam dan bukan hanya nyoba nampilin disturbing-graphic lengkap dengan 'hide-run-seek' klise nya sepanjang film.
Ngomong-ngomong tentang akting, Dieter Laser bisa dikatakan kalo doi berhasil ngidupin karakter 'dokter-sinting' yang Tom Six harapkan. Sick, frikkin' and creepy.
Namun menurut gue, tanpa harus pasang muka bengis, siapa aje yang punya ide nyambungin 3 manusia jadi 'kelabang', pastilah dia gila dan itu udah cukup untuk membuat penonton bergidik ngeri, termasuk kalo dia punya wajah sepolos Baim. So, keputusan Tom Six buat ngasih karakter dokter berwajah sangar bin bengis, membuat film ini malah terkesan ambisius ( try-hard ) sekaligus kurang percaya diri. ( Lagipula, dengan ekspresi kaya gitu, Dr.Heiter lebih mirip pedofil pemerkosa anak dibawah umur daripada seorang dokter. ) haha
Feed her! feed her!..swallow it bitch!! |
Sementara pemeran2 lainnya...ugh, apa sih yang bisa diharepin dari artis yang kebagian peran mulutnya nempel di bokong lawan maennya selain nangis-nangis? Dalam hal ini, untunglah ada si Katsuro ( Akihiro Kitamura ) yang dengan makian kocaknya membuat pelem sedikit lebih 'hidup'.
So my verdict is : menurut gue, Tom Six terjebak pada 'ide besar' nya sendiri. Dia terlihat kewalahan mengisi durasi, mengembangkan plot, dan ngimbangin orisinalitas idenya yang membuat The Human Centipede akhirnya hanya menjadi tipikal slasher medioker yang generik.
....................................
Yang diatas tadi adalah review gue setelah nonton film ini untuk kedua kalinya dalam keadaan normal. haha
Iye, soalnye ketika pertama kali nonton pelem ini dalam keadaan fungsi otak menurun karena sedikit mabuk ( mabuk tape ), beramai-ramai dan ekspektasi yang sangat rendah, The Human Centipede berhasil ngasih kegembiraan hahaha gue pikir The Human Centipede akan cukup menghibur pada orang yang lagi males mikir dan tidak mempunyai harapan ( ekspektasi ) apa-apa. Lupain juga 'ide besar' Tom-Six tentang manusia-kelabang, anggep ini sebagai film thriller-slasher biasa, dan kamu akan menemukan beberapa breathtaking-moment yang cukup thrilling.
Seperti temen gue yang cuma : nonton, ngemil keripik, ngebir, tereak2 dan ketawa. Ketika film selesai ini lah komentarnya :
" gue mau di jadiin kelabang!!"
" kenapa?" tanya gue ngantuk dengan mulut masih penuh pisang goreng.
" iye, mau aja..asal yang didepan Sora Aoi..dan dibelakang gue Sena Ayanami.."
Begitulah. don't take it too seriously.
Rating :
" kenapa?" tanya gue ngantuk dengan mulut masih penuh pisang goreng.
" iye, mau aja..asal yang didepan Sora Aoi..dan dibelakang gue Sena Ayanami.."
Begitulah. don't take it too seriously.
Rating :
..........................................
Trivia :
-- Tom Six terlihat sangat 'try-hard to be smarty' dengan memilih korbannya yang ( dengan kebetulan luar biasa ) berasal dari Amerika dan Jepang. sementara Dr.Heiter sendiri adalah seorang Jerman. Ini maksudnya apa? parodi atau statement sinikal tentang Perang Dunia 2??? haha
-- Tersiar kabar kalo disekuelnya Tom Six akan menggabungkan 12 orang. Semoga yang dimaksud adalah, dia akan membuat 1 kelabang jantan yang terdiri dari 6 pria, dan 1 kelabang betina yang terdiri dari 6 cewek. Terus keduanya disuruh ML yang akhirnya akan menghasilkan 1 bayi manusia-kelabang super yang nantinya akan mencaplok Tom Six. wkwkwk ngaco.
kalo kelabangnya kaya gini sih keren banget! |
.........................................
3 ILMUWAN/DOKTER SINTING LAINNYA DAN MONSTER CIPTAANNYA :
Salah satu hal positif dari The Human Centipede adalah bahwa Tom Six udah menyajikan kembali tema ' Mad-Scientist' yang pernah populer di genre horror. Idenya tentu cukup menyegarkan ditengah seragamnya tema-horror belakangan ini.
Yap selain psikopat, hantu dan alien/zombie, genre horror masih mempunyai penebar terror yang sedikit terlupakan: dialah dokter/ilmuwan sinting.
Dalam pelem2 horror bertema 'mad-scientist' terdahulu, -seperti gue bilang diatas- yang menyeramkan darinya adalah bukan tampang atau betapa psikotiknya sang dokter/ilmuwan. ilmuwan2 ini sebenernya orang baik biasa-biasa saja. keliatan kaya orang kurang tidur dengan rambut acak-acakan. Namun dia mempunyai obsesi akan sebuah teori-medis, dan obsesinya ini kemudian dituangkan dalam sebuah eksperimen ekstrim.
Disinilah horrornya, apa yang dilakukan Ilmuwan-gila di laboratorium ( dengan botol berisi cairan berwarna hijau itu ) biasanya menghasilkan sesuatu yang mengerikan!
Nah, di bawah ini adalah 3 'mad-scientist' legendaris dengan makhluk ciptaannya :
Notes : Ke 3 karakter dibawah ini sebenernya adalah karakter fiksi yang diadaptasi dari novel/buku ke layar lebar. Victor Frankenstein dari novel karya Mary Shelley ( 1818 ), Dr. Moreau dari novel H.G. Wells ( 1896 ) dan Dr. Herbert West adalah karakter dari cerita-pendek novelis H.P. Lovercraft yang ditulisnya pada tahun 1921.
Tapi karena gue belum pernah membaca versi novel/buku nya, gue ceritain secara singkat berdasarkan versi film yang udah gue tonton aja yah hehe
Victor Frankenstein :
Gue pernah menyangka kalo Frankenstein itu nama monster-tinggi besar dengan banyak bekas jahitan di tubuhnya itu. Yang sebenarnya, Frankenstein adalah nama seorang mahasiswa kedokteran/medis universitas Ingolstadt, Jerman. Nama lengkapnya Victor Frankenstein.
Ketika Eropa diceritain mengalami wabah kusta yang membuat ribuan orang tewas ( termasuk orang2 yang dicintai Frankenstein ) , dia menjadi terobsesi untuk bisa menghidupkan kembali orang yang telah meninggal.
Frankenstein lalu dengan gila menyusun, menggabungkan dan menjahit bagian2 tubuh mayat yang udah dikumpulkannya secara diam-diam dari berbagai tempat. Setelah terbentuk, 'mayat penuh jahitan' itu dialiri listrik dengan perangkat rumit ciptaannya.
Eksperimennya selalu gagal.
Namun, pada suatu ketika badai petir menghantam perangkat listrik ciptaannya..dan secara mengejutkan kombinasi petir + listrik membuat 'mayat penuh jahitan' itupun mulai menggerakkan jarinya. " It's Alive!! it's Alive!!" teriak Frankenstein kegirangan. Dia tak sadar sesosok monster telah tercipta :
ini dia monster klasik ciptaan Victor Frankenstein :
Dr. Moreau :
Masih di era-nya Victor Frankenstein, hidup pula seorang ilmuwan edan yang mempunyai ekperimen-medis nggak kalah ekstrim.
Berbeda dengan Frankenstein, Dr. Moreau ini tertarik melakukan operasi pembedahan pada hewan-hewan ( vivsisection ), transfusi darah antar spesies dan sejenisnya. Dia kemudian terobsesi untuk menciptakan makhluk hibrid separo hewan separo manusia. Yap, Dr. Moreau bermain-main menjadi Tuhan ( playing god ) dan meyakini makhluk hibrid dalam teori-medisnya ini akan menjadi spesies yang lebih unggul dari manusia sendiri.
Idenya tentu mencengangkan banyak pihak, terutama setelah seorang jurnalis berhasil menyelinap ke laboratorium Dr.Moreau dan menulis artikel 'The Moreau Horrors' di surat kabar.
Resah dengan kejaran para jurnalis dan kontroversi di masyarakat Inggris tentang idenya, Dr. Moreau dan seorang asistennya yang setia ( Dr.Montgomery ) lalu menyembunyikan diri di sebuah pulau terpencil di pasifik selatan untuk melanjutkan eksperimennya dengan tenang.
Di versi filmnya, ( The Island of Dr. Moreau ) kamu akan tahu kalo pulau itu ternyata adalah salah satu pulau di Indonesia, di deteksi dari nelayan yang ngomong Indonesia dan nama perahunya : 'ombak penari'.
Di pulau itu eksperimennya ternyata berhasil, dia lalu menciptakan dan mengembang-biakkan banyak makhluk-hibrid setengah manusia dari bermacam2 spesies hewan. Segera saja Dr.Moreau menciptakan hukum buatannya sendiri untuk dipatuhi para hybrid-ciptaannya.
Yang Dr.Moreau lupa, insting hewan liar dalam makhluk-hybrid ini kerap kali keluar terutama ketika mereka memakan daging dan melihat darah. Ditambah dengan keresahan para hybrid yang bingung dengan jati-diri nya..maka para hybrid yang semula patuh ini, hanya tinggal menunggu waktu saja untukmemberontak dan membalas dendam kepada 'tuhan' nya sendiri.
Makhluk Hybrid ciptaan DR.Moreau :
Dr. Herbert West :
Menurut gue, Dr.Herbert West adalah Frankenstein versi modern. Dia sama- sama mahasiswa sebuah sekolah medis dan mempunyai obsesi menghidupkan kembali orang-mati.
Bedanya, Dr.Herbert West tidak perlu aliran listrik ( atau petir ) untuk bereksperimen, namun menggunakan cairan hijau hasil ciptaannya sendiri yang diberi nama : 'Re-Animator'. Dr. Herbert West juga tidak merangkai/menjahit bagian2 tubuh mayat seperti Frankenstein, tapi cukup menyelinap ke dalam kamar mayat rumah sakit Miskatonic untuk bereksperimen menyuntikkan cairan Re-Animator itu ke jenazah2 yang ada di sana. Oiyah, cairan-ajaibnya juga nggak hanya mampu menghidupkan jenazah, namun juga bisa digunakan pada bangkai hewan. Buktinya, dia bisa menghidupkan kembali bangkai seekor kucing haha.
Sayangnya, mayat yang hidup kembali itu menjadi buas, liar , gila dan menyerang siapa aja yang ada di dekatnya. beda kan ama monster ciptaan Frankenstein yang mellow dan kesepian hehe
review lengkap tentang film 'Re-Animator' silahkan baca disini :
Ini dia beberapa mayat-hidup ciptaan Dr.Herbert West :
.......................................................
Hehe sebenernya masih banyak lagi dokter-dokter sinting lainnya yang nggak mungkin gue sebutin satu-persatu karena lupa atau gue blum nonton pelemnya :D seperti Seth Brundle ( The Fly ), Dr.Brandon ( The Body Shop ) , Dr. Hannibal Lecter ( SotL ), Dr. Logan ( Day of the Dead ), Dr.Jeckyll ( Dr. Jeckyll & Mr. Hyde ), Sebastian Cane ( Hollow Man ), Dr. Caligari ( the Cabinet of dr. Caligari ), Dr. Frank N. Furter ( The Rocky Horror Picture Show ).
Apakah 'Dr.Heiter' dalam The Human Centipede bisa masuk list 'mad-scientist' ini? tentu aja. Tapi apa dia layak bersanding dengan 'Dr.Herbert West' & 'Victor Frankenstein' ? biar waktu yang menjawab :D
Kalo di Indonesia gimana? hmmmm..kalo dukun-edan banyak :D
Oke, jadi terakhir..
pelajaran yang bisa kamu ambil dari artikel ini adalah : kalo kalian suatu saat pergi ke dokter, dan si dokter mulai ngeluarin jarum suntiknya, pastiin kalo cairan dalem suntikannya itu nggak berwarna hijau.
Apakah 'Dr.Heiter' dalam The Human Centipede bisa masuk list 'mad-scientist' ini? tentu aja. Tapi apa dia layak bersanding dengan 'Dr.Herbert West' & 'Victor Frankenstein' ? biar waktu yang menjawab :D
Kalo di Indonesia gimana? hmmmm..kalo dukun-edan banyak :D
Oke, jadi terakhir..
pelajaran yang bisa kamu ambil dari artikel ini adalah : kalo kalian suatu saat pergi ke dokter, dan si dokter mulai ngeluarin jarum suntiknya, pastiin kalo cairan dalem suntikannya itu nggak berwarna hijau.
Ringo banget nih, hobinye curi-curi nulis artikel pas ngereview. Hehehe.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteemang gak ada yang bisa ngalahin herbert west anjisss dengan segala ke absurdan pikirannye yang kayak nya kebanyakan ngonsumsi tramadol ampe 20 butir sehari nya
ReplyDelete@zom : hehe kalo udah ketemu moodnya, susah brenti nulis n reviewnya malah melebar kemana-mana xp
ReplyDelete@riar : haha bisa aja bos :D
lha kalo manusia kelabang gitu yg bakalan hidup yg depan doang?yg 2 belakang cuma makan 'sampah'.....
ReplyDeleteHakhakhakhak....gw cuman mo komen komennya riar aja...*kocak bro*. Tuh dokter pasti nggak akan bikin eksperimen apa-apa kalo makan tramadol 20 biji per hari. Gw jamin garuk-garung hidung (gatel) abis itu molor selama 36 jam hari2 berikutnya.
ReplyDeleteGAK MW NONTON FILMNYA !!! BARU BACA SINOPSISNYA AJA DAH MUAL,,, GAK NAFSU MAKAN...
ReplyDeleteKeren nih rating dari filmnya :o Sinopsisnya juga keren sip lah
ReplyDelete