Terus terang, gue tertarik ama film ini cuman karena ngeliat desain poster nya yang ada ditengah-tengah definisi stupid ama keren. Liat aja tuh :D. Selain itu, tentu aja judulnya, 'Lets Scare Jessica To Death'!. Haha Judul yang sangat eksploitatif, ngingetin ama 'I spit On Your Grave' atau 'I Drink Your Blood' dll.
Dalam bayangan gue ini adalah sebuah film yang bercerita tentang sekelompok pemuda iseng nakut-nakutin seorang cewe montok bernama Jessica sampe mati. Woo-hoo kedengeran kaya sebuah pelem yang cocok buat ngebuang waktu sejam-setengah.
Dalam bayangan gue ini adalah sebuah film yang bercerita tentang sekelompok pemuda iseng nakut-nakutin seorang cewe montok bernama Jessica sampe mati. Woo-hoo kedengeran kaya sebuah pelem yang cocok buat ngebuang waktu sejam-setengah.
Let's sheck..
Storyline :
Setelah logo Paramount menghilang dari layar, kita akan mendapati sebuah shot dramatis sunset dengan cahaya oranye-nya yang memantul di sebuah danau berkabut. Senyap. Hanya terdengar suara burung danau dan kesiur angin.
Next frame, seorang perempuan terlihat duduk disebuah perahu kecil di danau itu, cahaya sunset membuat tubuhnya menjadi siluet.
Lalu kita mendengar narasi lirih yang terdengar seperti orang menggumam, suara itu pastilah berasal dari pikiran perempuan yang sedang duduk di perahu itu..
" I sit here and i can't believe that it happened. Dreams or nightmare..madness or sanity..i don't know which is which..."
Ya, berlawanan ama desain poster ama judulnya yang eksploitatif, film ini ternyata sebuah psychological-atmospheric-surreal-poetic horror. Dan untungnya lumayan bagus buat jadi pilihan terakhir ketika lawakan Sule di tipi mulai membosankan.
Let's Scare Jessica To Death ( LSJTD ) adalah debut film panjang John D.Hancock setelah sebelumnya ( ditahun 1970 ) dia hanya membuat sebuah film pendek berdurasi 15 menit.
John D. Hancock memilih membuat filmnya berjalan sangat pelan namun terus merambat naik untuk akhirnya di akhir film dia meledak menjadi tragedi yang cukup untuk membuat gue merinding, walau begitu ini jelas bukan buat horror-hardcore yang hanya doyan tempo tinggi ( apalagi Zombem :D ). Nggak ada gore atau nudity. Hanya ada sedikit darah dan kematian dengan level-violence yang aman untuk seluruh keluarga. Yeah, rating film ini emang PG-13. Ngarepin apa lagi ya?
Namun, film ini nawarin beberapa adegan scare-tactics creepy yang didukung oleh kostum dan setting beraroma gothic. Kalo kamu seneng film horror yang mengandung adegan seperti : 'cewek bergaun pengantin putih melambai-lambai dibalik kabut yang ketika dikejar dia kemudian menghilang', kamu pasti juga akan suka film ini.
Tapi tentu aja adegan yang menjadi ikonik di pelem ini adalah adegan ketika hantu Vampire-Abigail, perlahan-lahan keluar dari dalam danau..sayang, hantunya nggak telanjang seperti di 'Lady Terminator' :D
Film semakin terasa unik dengan menjadikan Jessica ( yang baru sembuh dari gangguan jiwa ) sebagai sentral film dengan pergolakan pikirannnya yang ditunjukin ke penonton ( inner-voice ). Ini membuat LSJTD terasa creepy, sekaligus lirih dan puitis . Teknik inner-voice inilah mungkin yang menginspirasi adegan populer di sinetron lokal, yaitu adegan Baim menengadahkan tangan, lalu terdengar inner-voice : "Tolong Baim Ya Allah.." ya, seperti itulah.
yang menarik lagi, film yang menjadi salah satu favoritnya Stephen King ini ngebiarin semua misteri dalam film ini tetap terbuka, dengan begitu penonton dipersilahkan berinterpretasi sendiri. Nggak tahu, yang kaya gini bisa dibilang nyebelin apa keren hehe..buat gue sih tergantung, dan untuk film ini..oke, cukup impresif.
Terus terang, kalo misalkan ini adalah sebuah film rilisan baru, plot atau premise-nya akan gue bilang 'nggak kreatif + membosankan'. Makanya, kalo di-remake hasilnya pasti jelek.
Tapi gue selalu respek ama film-film klasik ( dalam artian : jadul ). Itu rasanya kaya kalo misalkan elu nggak terlalu tertarik ngeliat orang modern bisa nyiptain Smartphone, tapi pasti merasa kagum ketika tahu orang zaman dulu udah bisa berkomunikasi jarak jauh dengan perantara kabel + kaleng. Haha oldschool + classic.
Rating :
+++ : Yang ini ga ada hubungannya ama review. cuman pengen curhat, kalo kita perhatiin di pelem2 horror luar sono, kalo ada adegan yang memakai setting sebuah danau, gue iri banget soalnya danau-nya keliatan sepi banget. Seakan-akan kita bisa kesana di akhir pekan dan memiliki danau itu sendirian. Di Indonesia, sepanjang pengalaman gue kemping, hiking, blusukan ke hutan-hutan, setiap kali gue nemuin danau/telaga, gue juga selalu nemu pemandangan : tukang gorengan. -.-"
Storyline :
Jessica ( Zohra Lampert ) adalah seorang perempuan yang baru saja dinyatakan sembuh dari mengalami gangguan jiwa. Sekarang dia terlihat baik-baik saja dan gembira.
Sang suami, Duncan ( Barton Heyman ) --bersama satu orang temannya Woody ( Kevin O' Connor )-- kemudian berniat memulai segalanya dari awal dengan mengajak Jessica pindah ke sebuah rumah di pedesaan di Connecticut ( seperti biasanya, tentu aja lengkap dengan danaunya :D )
Disana mereka tidak sengaja berkenalan dengan seorang wanita dan setelah beberapa saat perkenalan, Jessica mengundang wanita itu untuk ikut makan malam dan menginap beberapa hari.
Namun dari sinilah horror mulai terjadi.
Jessica merasa mendengarkan bisikan2 aneh ditelinganya. Bukan itu saja, dia juga sering mendapat penampakan2 yang tidak dilihat orang lain. semula ia memutuskan untuk mengabaikan hal ini dan tidak menceritakan apa yang dialaminya karena takut sang suami mengira gangguan jiwanya kambuh.
Suatu hari, seorang pemilik toko barang2 antik didesa itu bercerita kalo rumah yang mereka tempati adalah bekas rumah bangsawan Bishop, dia bercerita kalo pada tahun 1880 sebuah tragedi pernah terjadi disitu. Puteri Bishop, -Abigail- tewas tenggelam di danau samping rumah mereka tepat satu hari sebelum hari pernikahannya. Menurut legenda penduduk pula, arwah Abigail sekarang bergentayangan menghantui desa sebagai Vampire.
Dan setelah Jessica mengamati foto putri Bishop itu, wajahnya ternyata tak jauh beda dengan wanita misterius yang kini sedang menginap di rumahnya!
Sejak itulah Jessica semakin sering mendapat penampakan dan eskalasinya justru semakin meningkat. Dari mulai dia melihat sosok wanita bergaun putih melambai-lambai, sikap penduduk desa yang aneh dengan luka di lehernya, sampai melihat penampakan mayat wanita tenggelam di danau tempat dia biasa berenang.
Akhirnya, kerena Jessica sering terlihat ketakutan dan histeris, Duncan mengira gangguan jiwa Jessica kambuh, dia lalu berniat membawanya kembali ke dokter di kota. Jessica pun dilanda depresi dan kebingungan.
Dan didalam kebingungannya dia akhirnya mengalami sebuah tragedi mengerikan....
Sang suami, Duncan ( Barton Heyman ) --bersama satu orang temannya Woody ( Kevin O' Connor )-- kemudian berniat memulai segalanya dari awal dengan mengajak Jessica pindah ke sebuah rumah di pedesaan di Connecticut ( seperti biasanya, tentu aja lengkap dengan danaunya :D )
Disana mereka tidak sengaja berkenalan dengan seorang wanita dan setelah beberapa saat perkenalan, Jessica mengundang wanita itu untuk ikut makan malam dan menginap beberapa hari.
Namun dari sinilah horror mulai terjadi.
Jessica merasa mendengarkan bisikan2 aneh ditelinganya. Bukan itu saja, dia juga sering mendapat penampakan2 yang tidak dilihat orang lain. semula ia memutuskan untuk mengabaikan hal ini dan tidak menceritakan apa yang dialaminya karena takut sang suami mengira gangguan jiwanya kambuh.
Suatu hari, seorang pemilik toko barang2 antik didesa itu bercerita kalo rumah yang mereka tempati adalah bekas rumah bangsawan Bishop, dia bercerita kalo pada tahun 1880 sebuah tragedi pernah terjadi disitu. Puteri Bishop, -Abigail- tewas tenggelam di danau samping rumah mereka tepat satu hari sebelum hari pernikahannya. Menurut legenda penduduk pula, arwah Abigail sekarang bergentayangan menghantui desa sebagai Vampire.
Dan setelah Jessica mengamati foto putri Bishop itu, wajahnya ternyata tak jauh beda dengan wanita misterius yang kini sedang menginap di rumahnya!
Sejak itulah Jessica semakin sering mendapat penampakan dan eskalasinya justru semakin meningkat. Dari mulai dia melihat sosok wanita bergaun putih melambai-lambai, sikap penduduk desa yang aneh dengan luka di lehernya, sampai melihat penampakan mayat wanita tenggelam di danau tempat dia biasa berenang.
Akhirnya, kerena Jessica sering terlihat ketakutan dan histeris, Duncan mengira gangguan jiwa Jessica kambuh, dia lalu berniat membawanya kembali ke dokter di kota. Jessica pun dilanda depresi dan kebingungan.
Apakah yang di lihat, didengar atau dialaminya adalah kejadian nyata atau hanya ada didalam pikirannya saja?? benarkah dia masih gila? atau memang ada sesuatu yang buruk di rumah itu?
Dan didalam kebingungannya dia akhirnya mengalami sebuah tragedi mengerikan....
Review :
Klik 'Play.
Setelah logo Paramount menghilang dari layar, kita akan mendapati sebuah shot dramatis sunset dengan cahaya oranye-nya yang memantul di sebuah danau berkabut. Senyap. Hanya terdengar suara burung danau dan kesiur angin.
Next frame, seorang perempuan terlihat duduk disebuah perahu kecil di danau itu, cahaya sunset membuat tubuhnya menjadi siluet.
Lalu kita mendengar narasi lirih yang terdengar seperti orang menggumam, suara itu pastilah berasal dari pikiran perempuan yang sedang duduk di perahu itu..
" I sit here and i can't believe that it happened. Dreams or nightmare..madness or sanity..i don't know which is which..."
Dan hanya dari adegan opening seperti yang gue deskripsiin diatas saja, gue tahu kalo tebakan gue tentang film ini salah. Ini jelas bukan sebuah film eksploitasi-bodoh khas 70-an. Iye bener, dont ever judge movie by its poster ( kecuali poster film2nye Nayato ).
Ya, berlawanan ama desain poster ama judulnya yang eksploitatif, film ini ternyata sebuah psychological-atmospheric-surreal-poetic horror. Dan untungnya lumayan bagus buat jadi pilihan terakhir ketika lawakan Sule di tipi mulai membosankan.
Let's Scare Jessica To Death ( LSJTD ) adalah debut film panjang John D.Hancock setelah sebelumnya ( ditahun 1970 ) dia hanya membuat sebuah film pendek berdurasi 15 menit.
John D. Hancock memilih membuat filmnya berjalan sangat pelan namun terus merambat naik untuk akhirnya di akhir film dia meledak menjadi tragedi yang cukup untuk membuat gue merinding, walau begitu ini jelas bukan buat horror-hardcore yang hanya doyan tempo tinggi ( apalagi Zombem :D ). Nggak ada gore atau nudity. Hanya ada sedikit darah dan kematian dengan level-violence yang aman untuk seluruh keluarga. Yeah, rating film ini emang PG-13. Ngarepin apa lagi ya?
Namun, film ini nawarin beberapa adegan scare-tactics creepy yang didukung oleh kostum dan setting beraroma gothic. Kalo kamu seneng film horror yang mengandung adegan seperti : 'cewek bergaun pengantin putih melambai-lambai dibalik kabut yang ketika dikejar dia kemudian menghilang', kamu pasti juga akan suka film ini.
Tapi tentu aja adegan yang menjadi ikonik di pelem ini adalah adegan ketika hantu Vampire-Abigail, perlahan-lahan keluar dari dalam danau..sayang, hantunya nggak telanjang seperti di 'Lady Terminator' :D
Film semakin terasa unik dengan menjadikan Jessica ( yang baru sembuh dari gangguan jiwa ) sebagai sentral film dengan pergolakan pikirannnya yang ditunjukin ke penonton ( inner-voice ). Ini membuat LSJTD terasa creepy, sekaligus lirih dan puitis . Teknik inner-voice inilah mungkin yang menginspirasi adegan populer di sinetron lokal, yaitu adegan Baim menengadahkan tangan, lalu terdengar inner-voice : "Tolong Baim Ya Allah.." ya, seperti itulah.
Poster Versi DVD (2006) |
Terus terang, kalo misalkan ini adalah sebuah film rilisan baru, plot atau premise-nya akan gue bilang 'nggak kreatif + membosankan'. Makanya, kalo di-remake hasilnya pasti jelek.
Tapi gue selalu respek ama film-film klasik ( dalam artian : jadul ). Itu rasanya kaya kalo misalkan elu nggak terlalu tertarik ngeliat orang modern bisa nyiptain Smartphone, tapi pasti merasa kagum ketika tahu orang zaman dulu udah bisa berkomunikasi jarak jauh dengan perantara kabel + kaleng. Haha oldschool + classic.
Overall sih, emang bukan film horror yang sangat bagus atau essensial, tapi surprisingly-watchable. Terutama mungkin karena rendahnya ekspektasi gue.Semuanya dieksekusi dengan mulus. setting, atmosfir, shot-shot, photografi, akting ( terutama akting Zohra Lampert ) dan didukung scoring yang pas, 'Lets Scare Jessica To Death' menjadi salah satu film horror-misteri di era 70-an yang terlihat percaya diri di genre nya.
Rating :
+++ : Yang ini ga ada hubungannya ama review. cuman pengen curhat, kalo kita perhatiin di pelem2 horror luar sono, kalo ada adegan yang memakai setting sebuah danau, gue iri banget soalnya danau-nya keliatan sepi banget. Seakan-akan kita bisa kesana di akhir pekan dan memiliki danau itu sendirian. Di Indonesia, sepanjang pengalaman gue kemping, hiking, blusukan ke hutan-hutan, setiap kali gue nemuin danau/telaga, gue juga selalu nemu pemandangan : tukang gorengan. -.-"
boleh minta donlot link nya gaa? sepertinya menarik
ReplyDelete@bia : sayang gue nggak tau link downloadnya, gue dapet film ini dari seorang temen :)
ReplyDeletecoba di review pilem horor klasik laen ny yg masuk kategori lost gem, bro
ReplyDelete-night of the devils ( vampir vurdalak )
-carnival of souls
-the grapes of death
-svesto mesto ( serbian ) ato versi rusia ny V.I.Y
-Black sabbath