16 June 2010

I SPIT ON YOUR GRAVE ( 1978 ) & 5 OTHER REVENGE MOVIE.

Written By 'R'.

Suatu hari, Meir Zarchi ( seseorang yang kelak akan menyutradarai film ini ) sedang mengemudi bersama temannya di sebuah taman di New York tahun 1974 ketika tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seorang wanita yang merangkak keluar dari semak-semak dengan tubuh berlumuran darah dan telanjang. ( mereka kemudian mengetahui kalo perempuan ini diserang --dan mungkin diperkosa-- oleh seseorang ketika sedang mengambil jalan pintas menuju rumah cowoknya ). Meir Zarchi pun segera menolong wanita malang ini dan membawanya. Zarchi lalu berdiskusi dengan temannya apakah akan membawa perempuan ini ke kantor polisi lebih dahulu ataukah langsung ke rumah sakit. Mereka kemudian memutuskan untuk membawanya ke kantor polisi terlebih dahulu, yang mana ini ternyata sebuah kesalahan. Soalnya, petugas polisi yang di gambarkan Zarchi sebagai 'tidak pantas memakai seragam', malah memaksa perempuan malang itu untuk memberi tahu siapa yang menyerangnya meskipun rahangnya patah dan hampir tidak bisa berbicara. Akhirnya Zarchi mengambil inisiatif dan bersikeras untuk segera membawa perempuan malang itu terlebih dahulu ke rumah sakit.
Beberapa hari kemudian, Zarchi menerima surat dari ayah sang perempuan yang menyatakan rasa terima kasih dan berniat memberinya hadiah, namun dia menolaknya.

itulah salah satu Trivia tentang film ini yang bisa kamu baca di IMDB. Trivia

Sejak itulah gue lalu membayangkan Zarchi kemungkinan mengalami bermacam-macam emosi ( marah, sedih, geram dll ) berkaitan dengan peristiwa perjumpaannya dengan korban pemerkosaan itu.

Semua manusia -dalam alam bawah sadarnya- menunggu untuk melihat orang yang telah berbuat tidak adil atau kejahatan kepada orang lain --atau dirinya sendiri-- mendapat hukuman. Itulah sebab kenapa ketika kita melihat seseorang yang kita tidak suka ( karena diketahui pernah berbuat jahat dll ) mengalami kesialan, kita akan segera berteriak puas 'rasain lo!!'. Ya, kita senang akan pemenuhan rasa-keadilan seperti itu.

Sayangnya, dalam kehidupan nyata, tidak semua orang yang berbuat jahat mendapat hukuman setimpal. Kadang2 hukum tak mampu menjangkau mereka sementara  azab Tuhan pun tidak kunjung turun. Beberapa diantara mereka bahkan hidup santai dengan bebas ( contohnya para koruptor di negeri kita, right? ). ketidak adilan/kejahatan seperti ini kita saksikan setiap hari. Lewat berita TV, radio, surat kabar atau kamu bahkan menyaksikan/mengalaminya langsung. Dan banyak diantara kasus2 tersebut yang hilang begitu saja tanpa penyelesaian hukum apapun. Maka, manusia pun mencoba memenuhi rasa keadilannya lewat media lain sebagai upaya pelarian dari ketidak-berdayaannya sendiri. Media itu salah satunya adalah film. Nah, sekarang kita tahu kenapa tema balas dendam --baik itu sebagai sub-plot ataupun main-plot-- adalah salah satu tema yang paling sering kita saksikan dalam sebuah film, walaupun banyak dari film-film itu yang malah nyoba tampil bijaksana dengan nyelipin pesan tentang ' balas dendam itu nggak baik', 'maafkanlah musuhmu' dll.


Kembali ke film 'Day Of The Women' ini, keinginan untuk menghukum para pemerkosa pun mulai menghinggapi benak Meir Zarchi. Entahlah, sebelumnya Zarchi sudah pernah menonton The Last House On The Left nya Wes Craven apa belum ( soalnya film ini mempunyai banyak adegan yang sangat mirip dengan 'the last House On The Left ), namun yang pasti setelah mengalami kejadian diatas, dia kemudian punya ide buat bikin film tentang : Perempuan yang membalas dendam dengan brutal kepada para pemerkosanya! Gue nggak ngerti kenapa film yang dipilihnya sebagai media, namun ini jelas karena Meir Zarchi bukan personel Motorhead. Soalnya kalo Zarchi adalah personel Motorhead, maka yang dilakukannya adalah menciptakan lagu berjudul 'Sweet Revenge' *gapentingbangetcapedeh..

Zarchi pun mulai menulis sendiri cerita film ini.
Oke, Ceritanya sendiri bisa di ceritain dengan sebaris kalimat pendek : Jennifer Hills ( Camille keaton ) adalah seorang penulis novel yang sedang mencari inspirasi disebuah villa sunyi. Namun 4  berandal setempat ( salah satunya idiot ) memperkosanya bergiliran. Untungnya Jennifer selamat, lalu dia memutuskan untuk melakukan sebuah aksi balas dendam menyakitkan buat 4  berandal itu.

Hehe mirip cerita film eksyen lokal 80-an yang dibintangi ama Johan Saimima dan Joyce Erna bukan?
Ketika pertama kali rilis pada tahun 1978, Zarchi memberi judul filmnya dengan ' Day of The Woman'  yang sebenernya lebih pas mewakili ide Zarchi. Namun dua tahun kemudian, seorang distributor ( Jerry Gross ) memberinya judul, 'I Spit On Your Grave' , judul yang terkesan eksploitatif  dan menjual bukan?. Dan memang lewat judul inilah film mendapat publisitas yang lebih baik. Selain itu, keputusan beberapa negara untuk mem-banned film ini ( karena kandungan violent-graphicnya yang massif ) juga turut serta memberi andil buat kepopuleran film ini.

Namun jangan berharap film bertema balas dendam ini akan se-stylish 'Kill Bill' nya Tarantino, karena Meir Zarchi sendiri sebenernya bukan salah seorang sutradara yang mempunyai bakat, visi dan skill sinematografi yang kuat. Karir filmnya adalah salah satu yang paling menyedihkan. Sepanjang idup dia cuman membuat film ini dan satu film 'nggak-dianggep-ama-siapapun' berjudul 'Dont mess With my Sister!' di tahun 1985. Zarchi emang bukan seorang dengan bakat filmmaker. Dan dia cukup sadar akan itu.

Sepanjang film ini kamu juga nggak akan menemukan background musik apapun, kecuali kalo bunyi organ gereja ama Johnny maen Harmonika itu kamu anggap sebagai music-score. Selain itu karakter yang dibangun sama sekali kurang kuat, dialog yang minim dan dangkal, eksekusi kamera yang miskin, akting pas-pas an ama adegan pemerkosaan nonstop yang ngabisin durasi lebih dari 30 menit  semakin membuat I Spit on Your Grave terlihat seperti tontonan sampah yang membuat para feminis berang karena mengira para penonton menikmati sajian kesadisan yang menimpa wanita sebagai hiburan.

Maka tak pelak, kedangkalan cerita, kelemahan eksekusi dan teknis sinematografi ini menjadi bulan2an beberapa kritikus film dan audience berselera tinggi yang mempunyai interpretasi bahwa 'Day of The Women'  nggak lebih dari film tasteless-ultra-low-budget-movie dengan eksploitasi murahan-minim kreasi seni yang berniat mengeruk untung dan cuman bisa memenuhi selera para geek-freak guy yang putus asa mencari hiburan. Salah satu yang mempunyai pendapat seperti itu adalah engkong Ebert ( Ebert Review ) yang melabeli film ini sebagai 'Worst movie ever made' dan selanjutnya bersama Gene Siskel's malah mengkampanyekan menolak film-film yang menampilkan perempuan dalam bahaya di dalamnya. . 

Yah, film ini emang buruk ditinjau dari aspek teknis manapun.

.........................................................
Namun, kalo mengingat kisah perempuan malang yang gue ceritain di awal tulisan,  gue jadi punya ide bahwa Meir Zarchi sebenernya cuma pengen 'membalaskan dendam' perempuan malang tersebut lewat sebuah film! 
Dan itu bukanlah hal yang terlalu hina. Tuduhan bahwa Zarchi  ingin mengeruk keuntungan besar dengan meng-eksploitasi kesadisan/penderitaan dengan cara  murahan, bisa aja bener ( gue nggak peduli kalo itu bener ), tapi kalo ngeliat track record karirnya yang hanya menyutradarai 2 film dan memproduseri 4 film, dia terlihat tidak se eksploitatif 'BrianYuzna' atau rumah produksi terkutuk 'Platinum Dunes'!

Gue malah ngeliat Zarchi sebagai orang yang bukan siapa-siapa, mengalami sebuah pengalaman yang inspiratif, timbul ide dan kebeneran punya budget lalu mewujudkan idenya itu dalam sebuah film.

Lewat sebuah adegan pemerkosaan yang panjang dan realistic --dengan segala keterbatasannya-- Zarchi kemungkinan cuma pengen ngasih tau audience, beginilah horror sebuah pemerkosaan, sementara absennya usaha buat ngedit film atau ngasih efek-sinematik penghalang antara penonton dan kekejaman yang tersaji di layar, justru membuat adegan itu menjadi terasa mengganggu. Kita seakan berada disana dan menjadi ikut marah/depresi pada diri sendiri karena tidak bisa berbuat apapun.


Zarchi juga mencoba menggambarkan trauma macam apa yang dialami oleh korban pemerkosaan,  lalu lewat serangkaian adegan aksi bales dendam yang dilakukan Jennifer, Zarchi seakan menghamburkan kekesalannya pada kriminal yang dianggapnya harus mendapat hukuman setimpal. Terlepas dari apakah aksi main hakim sendiri kaya gini adalah hal yang bener apa nggak, yang jelas dalam beberapa momennya film ini berhasil membuat gue berteriak : RASAIN LO! Yup, ini seperti pemenuhan rasa keadilan yang selama ini di dambakan.

Jadi sekarang kalian nggak perlu heran jika ada orang yang menyukai 'I Spit On Your Grave', itu karena -seperti yang udah gue tulis diatas- film ini tanpa basa-basi mampu memenuhi keinginan bawah sadar manusia untuk melihat orang jahat mendapat hukuman nya!

Pada titik ini,  dengan mengesampingkan segala keterbatasan teknis dan eksekusinya yang emang buruk, gue anggep Zarchi berhasil memanfaatkan film sebagai media pilihannya untuk menyampaikan ekspresi dan ide yang terinspirasi dari pengalaman personalnya. Dan kita tahu, sesuatu yang personal biasanya tidak bisa menyenangkan atau dimengerti semua orang, termasuk Ebert. Ehem.

RATING : 6/10

+ Entah ini berita baik atau buruk, I Spit On Your Grave akan dirilis remake-nya pada bulan September nanti dengan sutradara Steven R. Monroe sementara Zarchi sendiri duduk sebagai produser.
+ Camille keaton ( Jennifer Hills ) sendiri sekarang sedang terlibat produksi sebuah film ' The Butterfly Room' bersama para oldschool scream-queen lainnya seperti : Erica Leerhsen ( The Texas Chainsaw massacre, Wrong turn ) , Barbara Steel ( Piranha -1978- ), Heather Langenkampf ( Nightmare on the street - 1984 ) dan  PJ Soles ( Blood bath -1976-, Carrie -1976 ). Entah film ini bercerita tentang apa, yang jelas tunggu aja..rilisnya tahun ini kok. hehe

5 OTHER RECOMMENDED REVENGE MOVIE :
Nah, sekarang gue pengen merekomendasikan 5 film laennya yang juga mempunyai tema utama balas dendam. cek :

1. STRAW DOG'S


Upon moving to Britain to get away from American violence, astrophysicist David Sumner ( Dustin Hoffman ) and his wife Amy are bullied and taken advantage of by the locals hired to do construction. When David finally takes a stand it escalates quickly into a bloody battle as the locals assault his house

2.. THE LAST HOUSE ON THE LEFT


After kidnapping and brutally assaulting two young women, a gang led by a prison escapee unknowingly finds refuge at a vacation home belonging the parents of one of the victims -- a mother and father who devise an increasingly gruesome series of revenge tactics.

3. KILL BILL


The lead character, called 'The Bride,' was a member of the Deadly Viper Assassination Squad, lead by her lover 'Bill.' Upon realizing she was pregnant with Bill's child, 'The Bride' decided to escape her life as a killer. She fled to Texas, met a young man, and on the day of their wedding was gunned down by an angry and jealous Bill (with the assistance of the Deadly Viper Assassination Squad). Four years later, 'The Bride' wakes from a coma, and discovers her baby is gone. She, then, decides to seek revenge upon the five people who destroyed her life and killed her baby.

4. OLDBOY


An average man is kidnapped and imprisoned in a shabby cell for 15 years without explanation. He then is released, equipped with money, a cellphone and expensive clothes. As he strives to explain his imprisonment and get his revenge, he soon finds out that not only his kidnapper has still plans for him, but that those plans will serve as the even worse finale to 15 years of imprisonment.

5. CAPE FEAR


Max Cady is a psychopath just released from prison for rape. He is out seeking revenge from his lawyer Sam Bowden who he believes deliberately held back important information about his case during the trial, which could have kept him out of jail. He sets off to terrorise Bowden, his wife and even goes after their 15 year old daughter

Sengaja gue kasih 5 saja hehe, yang lainnya silahkan tambahin sendiri hehe

BONUS :
2 SUCK REVENGE MOVIE : 

LAW ABIDING CITIZEN
Plot : The plot focuses on a man who, ten years after his wife and daughter are brutally murdered, returns to extract justice from the assistant district attorney who prosecuted the case against their killers. His vengeance threatens not only the man who allowed mercy to supersede justice, but also the system and the city that made it so.
Kenapa ini suck : Film ini sebenernya dari awal berjalan menarik, namun semua itu dihancurkan endingnya yang 'preachy' seperti kebanyakan  film2 mainstream-hollywood. Great idea, suck ending.

THE FINAL
Plot : Silahkan baca aja reviewnya disini Afterdark Horrorfest

LOCAL REVENGE MOVIE :
Bicara tentang tema balas dendam dalam sinema-lokal. Praktis hampir semua film hantunya Suzzana+film laganya Barry Prima mengusung tema tentang balas-dendam baik sebagai sub-plot ataupun main-plot.

Sementara untuk sinema lokal-modern ( 2000-an keatas ) yang cukup jelas mengusung tema ini adalah 'Ekskul'

EKSKUL


Siswa yang sering di-bully dan melakukan balas dendam???
Silahkan dikoreksi dan ditambahin :) gue sering lupa.

Anyway, gue bukan seorang yang pendendam kok :)
Tapi, sekarang gue sedang menunggu film yang bercerita tentang seseorang yang menghabisi satu persatu para koruptor lalu meledakkan gedung DPR/MPR. hehe

+ oiyah, thanks sekali lagi buat Budi alias Angrynerdrock hehe yang telah mengirimkan film ini.
 

10 comments:

  1. Gue justru suka ini gara2 die "terlihat seperti tontonan sampah yang membuat para feminis berang karena mengira para penonton menikmati sajian kesadisan yang menimpa wanita sebagai hiburan". F.U Robert & Siskel!!

    ReplyDelete
  2. @zom : hehehe gue tau lu akan ngasih komen begitu..hehe kalo gue sih suka pas Jennifer ngampak orang dari speedboat..keren lah hehe..belum lagi adegan bathtub.

    rape-scene sendiri sebenernya kadang kalo diperhatiin terliat lucu, soalnya para pemerkosa malah keliatannya cuma ngegerak-gerakin badan bagian atas doang ( pantatnya kaga )+ akting orgasmenya yang kocak hahaha..

    ReplyDelete
  3. Adegan pemerkosaannye di-shoot pake cara yg similar ama adegan gang-bang di Cannibal Holocaust. Aktris penderitanye juga aktingnye mirip, mungkin cewe kalo diperkosa emang gitu ekspresinye kali ye? Ngga tau juga, gue ngga pernah merkosa orang.

    ReplyDelete
  4. Udah pernah dengar filmnya sih. Cuma belum pernah nonton. Agak tertarik sih, cuma, nanti2 aja deh, hehehe. Ohya, udah nonton WAZ? Disitu yg jadi villainnya adalah Selma Blair, sebagai pembunuh berantai saiko yang motivasinya juga revenge. Dan adegan penyiksaannya? Pasti gak bakal bikin pria jadi hidung belang lagi...hehehe

    ReplyDelete
  5. haduuh, itu ga usah ditulis.. hehe..

    sempet nonton seperempat film, setelah baca review jadi males ngelanjutin, kalaupun nonton lagi paling tak cepet2in.

    itu Straw Dogs biarpun ngebosenin sepanjang film, adegan2 terakhir bener2 memuaskan hehe..

    ReplyDelete
  6. Mo nambahin aja, menurut gw film balas dendam paling top adalah Thriller: A Cruel. Isinya komplet ada sex scene, nudity, drug, violence, slow mo action & pokoknya full graphic disturbing lah

    ReplyDelete
  7. I SPit on ypur grave bikin saya muter-muter lapak dvd bajakan. Pernah nemu, cuma hari itu lagi pengen beli film drama. Pas di hari lain balik ke lapak itu, sudah gak ada. Kalau nyari, yang jual sering nanya : cover-nya gimana ? "Cewek pake baju dalaman robek-robek membelakangi" Dan tau gak, saya dikira nyari film XXX hahaha ... Eh kalo bagian akhir Silent Hill itu balas dendamnya lumayan asyik juga.

    ReplyDelete
  8. @haris : WAZ blm nonton bos, sejak DVD rusak nasib tontonan gue tergantung ama si Angrynerdrock :D thanks rekomen nya.

    @dnugros : udah sering denger tentang film ini, tp blum nonton hehe seru nih kayanya. thanks juga rekomennya :)

    @Hakim : hahaha pengalaman yang kocak bos, btw di lantai atas Blok M square, waktu itu masih ada. soal Silent Hill, wiiih salah satu game favorit gue tuh & filmnya juga creepy. gue suka.
    iya lumayan revenge & gory adegan akhir Silent Hill itu, walaupun darahnya CGI hehe..

    ReplyDelete
  9. lom nonton....cuma liat trailernya aja di you tube...hehe..
    penasaran ama film ginian..haha

    ReplyDelete
  10. right.. seru tuh.. coba ada yang bikin film tentang dendam rakyat ke dpr or else government stuff, karena selalu disakitin dan dikibulin.. kan udah dipeloporin tuh sama om Pong Harjatmo :D he he

    ReplyDelete