REVIEWED BY 'R'.
Beberapa minggu belakangan ini, lapak2 DVD di penjuru Jakarta di penuhi film2 Horror dengan embel2 'Afterdark Horrorfest' di kovernya, Film2 ini bersanding ama rilisan2 dari ' Grindhouse' dan satu lagi, 'Master Of Horror'. namun keduanya kayanya kalah massif ama serbuan 'Afterdark horrorfest' ini.
Beberapa minggu belakangan ini, lapak2 DVD di penjuru Jakarta di penuhi film2 Horror dengan embel2 'Afterdark Horrorfest' di kovernya, Film2 ini bersanding ama rilisan2 dari ' Grindhouse' dan satu lagi, 'Master Of Horror'. namun keduanya kayanya kalah massif ama serbuan 'Afterdark horrorfest' ini.
Kita cari tau,
Afterdark Horrofest ( a.k.a " 8 Films To Die for" ) adalah festival film horror tahunan yang menampilkan 8 film horror lowbudget - independent dr berbagai negara, dengan sesekali menyelipkan satu film 'bonus' didalamnya. Mungkin kaya semodel INAFFF di Jakarta kali ya (?). Format DVD film2 yang tampil di festifal ini kemudian dirilis dan langsung didstribusiin oleh perusahaan distributor yang berada dibalik semua ini : 'After Dark Films'.
Afterdark Horrofest ( ADHF ) sendiri pertama kali diselenggarakan tahun 2006 di bioskop2 Amerika.
kalo kamu pernah nonton 'Penny Dreadful' atau The Tripper, itu adalah 2 film ( dari 8 ) yang tampil di ADHF pertama tahun 2006 yang didistribusiin format DVD nya pada tahun 2007. Tahun 2008, 'Frontiere's' sempet mendapat banyak pujian, Tahun 2009 'Autopsy' , 'Perkins 14', ama 'The Butterfly Effect 3 : Revelations' mungkin bisa dijadiin contoh familiar film2 lulusan 'Afterdark Horrorfest' yang rilis tahun itu
Nah temen-temen, Awal tahun ini ( 2010 ), ADHF kembali menyelanggarakan hajatannya ( yang ke 4 ) dan diselenggarakan sejak akhir Januari sampe awal Februari kemaren di bioskop2 Amerika. Setelah turun dari bioskop, mulailah DVD nya menyerbu penjuru dunia, masuk ke Glodok, ditumpuk2 bersama ribuan keping film lain di dalam kardus-kardus butut, lalu seorang pengecer DVD kecil2an bermarga Batak membeli kardus tersebut, dan siang harinya film2 ini sudah mejeng di salah satu rak film berlabel ' HORROR' di kios DVD nya di daerah Pejaten. :D
Hehe Oke, untuk tahun ini ADHF ngasih kita :
DREAD, THE FINAL, THE GRAVES, KILL THEORY, LAKE MUNGO, THE REEDS, HIDDEN dan ZMD : ZOMBIES OF MASS DESTRUCTION.
Dari 8 film itu , 4 film akan gue review di lain waktu yaitu : KILL THEORY, THE GRAVES, dan ZMD : ZOMBIES OF MASS DESTRUCTION.
Nah, 4 film lainnya akan gue review secara singkat sekarang :)
.....................
Film yang diangkat dari cerita pendek karya Clive Barker ini nyeritain tentang 2 mahasiswa, Steve ( Jackson Rathbone ) dan Quaid ( Shaun Evans ) yang --demi memenuhi tugas kuliah-- sepakat bekerja sama membuat sebuah film dokumenter. Dan mereka rupanya sama-sama tertarik untuk membuat riset tentang sebuah subjek : ketakutan terdalam manusia.
Duo ini lalu mengajak beberapa teman lain, kemudian mengundang para sukarelawan untuk menceritakan 'ketakutan terdalam' mereka, menginterviewnya dan merekam semuanya dengan kamera video. Tapi ga usah khawatir, nih film bukan model 'handheld-camera'/mockumentary kok :D
Steve hanya menganggap proyek ini sebagai tugas kuliah, namun tidak dengan Quaid. Dia justru terlihat semakin serius dan terobsesi.
tanpa Steve sadari, ternyata Quaid menyimpan trauma masa lalu. Ia menyaksikan sendiri, keluarganya dibantai oleh seorang penjahat berkapak. Dan memori mengerikan itu selalu menghantuinya. So, riset tentang ketakutan/trauma ini sebenarnya adalah upaya Quaid demi mengenal dan menyembuhkan traumanya sendiri. Quaid semakin tak terbendung, dia sangat antusias mengetahui ketakutan2 orang lain, risetnya lalu berkembang ke level extreme dan pada akhirnya dia sampai pada suatu kesimpulan : ia terbebas dari trauma masa lalu ketika mengenal dan merealisasikan ketakutan itu pada orang lain.
Yah, ini emang lebih ke thriller-psikologikal, jadi jangan ketipu ama covernya yang tipikal slasher-torture. Pace berjalan lambat dan sangat berpotensi jadi membosankan. Namun untuk seorang sutrada debutan, Anthony DiBlasi mraktekin ilmu sinematografinya dengan bener. 'Dread' itu bukan tipikal horror jeritan-bacokan-darah-dan payudara, walaupun emang ada sih disini adegan cewe striptease-bugil yang tubuhnya kemudian terbelah-belah, tapi tetep aja
Jadi, kalo kamu mampu ngasih itu dan dengan sukarela mau melarutkan diri ke dalam karakter2 dalam film ini, ya udah mungkin film ini buat kamu.
'Dread' menuntut sedikit konsentrasi dari audiensenya buat nyampe ke apa yang pengen sutradaranya sampein.
Jadi, kalo kamu mampu ngasih itu dan dengan sukarela mau melarutkan diri ke dalam karakter2 dalam film ini, ya udah mungkin film ini buat kamu.
5/10
6 orang pemuda-pemudi London berfikir, berperahu di rawa penuh ilalang yang sunyi akan sangat menyenangkan untuk mengisi weekend.
Syukurlah memang tidak ada buaya di situ, jadi mereka masih bisa bersenang-senang diatas perahu "Corsair Star' yang mereka sewa.
Namun akhirnya mereka mulai menyadari ada sesuatu yang bergerak di balik ilalang2 itu. Terror semakin mencekam ketika perahu mengalami kecelakaan yang nyebabin salah seorang diantara mereka sekarat. Sejak saat itu kejadian demi kejadian misterius terjadi dan membawa mereka ke sebuah pengalaman horror yang tak terbayangkan.
Pada awalnya, film menunjukkan tanda-tanda kalo 'The Reeds' adalah film yang menarik, gue berharap sosok misterius yang bergerak di balik ilalang itu adalah sejenis monster rawa berkepala dua, bertanduk, dengan taring dan cakar sepanjang 6 meter. Namun harapan itu tidak terkabul, tak ada monster atau psikopat, yang ada malah adegan2 sok twist yang sayangnya nggak menarik buat gue peduliin. Kalo kamu inget akan sebuah film ketika menonton 'The Reeds', pastilah itu 'Triangle' , itu film mistery-psikologikal paling keren yang gue tonton tahun lalu. Nah, The Reeds mempunyai elemen-plot seperti apa yang ada di Triangle, namun jauuuh banget lah kalo dibandingin ama film itu, padahal setting rawa penuh ilalang sebenernya punya potensi buat ngasilin atmosfir sunyi nan mencekam, namun mereka ngancurin kesempatan itu dengan plot sok rumit yang konyol dan mentah.
The Reeds adalah film yang 'try-hard' buat keliatan cerdas, namun hasilnya buat gue cuma satu kata : FAIL!.
pada akhirnya, satu hal yang paling enjoyable ketika menonton film ini adalah ketika ngeliat Chris ( salah seorang diantara mereka ), perutnya tertusuk kayu perahu sampe tembus kaya sate hahahaha
3/10
Yang satu ini datangnya dari Australia.
Lake Mungo mengisahkan tentang keluarga Palmer yang tengah ditimpa duka karena Alice, puteri mereka ditemukan tewas ketika berenang di danau Mungo.
Namun kemudian kejadian2 aneh mulai terjadi di rumah mereka. Bukan itu saja, Alice pun muncul dalam bentuk 'penampakan2' di foto atau rekaman video. Menyadari itu, keluarga Palmer segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri ini.
Lake Mungo menambah panjang deretan film2 yang digarap dengan style mockumentary alias dokumenter boongan. Yang akan kamu dapetin disini cuman interview-interview, footage video/foto dengan 'penampakan' dibelakangnya, handheld camera dll Jadi buat kamu yang nganggep penampakan sosok samar-samar tak diinginkan di belakang sebuah foto itu begitu menghibur, real, horror dan menakutkan, mungkin akan dibuat merinding juga ketika nonton film ini. gue? oh tidaaakkkkk! Lake Mungo malah bikin gue inget acara TV 'Unsolved Mysteries' yang dulu pernah tayang di sebuah stasiun televisi, malah gue pikir lebih seru acara TV itu kali. Hehe. Tercatat beberapa kali gue memencet tombol fast-forward saking boringnya, sampai akhirnya tanpa sadar film ternyata udah selesai dan sedang menampilkan credit title hahaha.
Oke, Aktor/aktrisnya terlihat berusaha berakting se-real mungkin, bagus kok, semua daya upaya dikerahkan sang kreator untuk ngeyakinin penonton kalo semua yang diceritain disini adalah kejadian nyata...usaha ini juga mungkin akan membuat sebagian orang terkesan.
Gue nggak bilang film ini jelek, tapi ini jelas model film yang nggak pengen gue tonton. Damn! gue ketipu lagi ama covernya.
walau gitu, gue masih pengen ngerekomendasiin film ini buat kamu yang nganggep 'Paranormal Activity' itu menakutkan.
2/10
"The Final' nyeritain sekelompok siswa pecundang di sebuah highschool yang sering kali menjadi korban Bully pelajar laen yang lebih kuat atau populer. Gak tahan dengan perlakuan itu, 'Loser-United' ini kemudian berencana melakukan pembalasan.
" gak ada cara lain yang lebih baik untuk memanfaatkan kecintaan kita akan film Horror, selain mempraktekannya buat mereka ". Gitu kata salah seorang diantara mereka. maka dengan memakai outfit horror-idol masing2, geng-pecundang-penuh-dendam ini membuat pesta siswa populer menjadi penuh jeritan dan darah.
The Final adalah satu dari sekian banyak film yang mengangkat tema Bully dan balas dendam.
Beberapa hari sebelum nonton film ini, gue nonton 'State's Evidence', itu film drama-psikologi yang didalemnya nyelipin juga adegan Bully dan bales dendamnya yang meledak-ledak. Kalo film drama aja begitu eksplosif, maka gue berharap lebih pada The Final.
seenggaknya tentu menarik ngeliat para Loser-Horror-freak ini mraktekin 'ilmu-ilmu' yang didapetnya dari nonton film horror. Tapi, sekali lagi gue kecewa..walaupun diawalnya keliatan menarik, namun semakin ketengah gue justru semakin kehilangan interest.
Film terlalu cepat masuk ke scene dimana para bully ini mendapatkan balasannya dan kurang mengeksploitasi ke brengsekan mereka buat ngebikin penonton jadi tambah nikmat ketika ngeliat mereka disiksa :D bicara tentang siksa-menyiksa, film ini pun cuma ngasih kita gory-scene dalam level minimal. Kita udah ngeliat otopsi eksplisit di SAW 4, mata di las dalam Hostel, dan film ini cuman ngasih adegan jari yang dipotong! itu ditambah ama akting beberapa aktor/artisnya yang keliatan berlebihan seakan-akan mereka sedang berusaha untuk mendapat Oscar.
Dan yang paling nyebelin dari semuanya itu ketika diceritain beberapa anggota tim-balas-dendam ini mulai mengalami dilema-moral atas apa yang mereka lakukan!
Yaelaahh..ngapain bales dendam kalo masih pada labil??
Bales dendam itu seharusnya seperti apa yang dilakukan Bride dalam Kill Bill, ato Charles Bronson dalam Death Wish..tanpa ampun!
not impressed lah nih film, akan dengan mudah gue lupain. walau gitu, kita masih bisa ngeliat seorang cewe yang memakai kostum Asami menirukan aksinya dalam film 'Audition' sambil mengucapkan kalimat legendaris itu : " kiri kiri kiri kiri " gokil!
4/10
................................................
Nah itu dia, review singkat dari 4 film rilisan ADHF yang sangat mudah kita dapati di lapak2 DVD di jakarta saat ini. 4 film lainnya akan gue review di lain waktu :D
Overall, ADHF yang mempunyai slogan " the future of horror" keliatan emang sedang mencari bentuk2 baru / terobosan untuk genre Horror di masa datang. Cuman sayangnya -- dari 4 film diatas-- dapat gue simpulin, kalo mereka terlalu berusaha keras untuk itu ampe ngelupain gimana ngebuat genre Horror tetep FUN!
Yah, Semoga apa yang gue tulis disini salah, dan di 4 film lain ADHF 4 ini gue akan nemuin satuuuuuuuu aja yang bener-bener bikin kita kaya naik Roller Coaster : Scary + High Tension + Disturbing + Thrilling + Rock N Roll + Bad-ass = FUN!!!
gw juga udah punya smua dvd ADHF 2010 ini kecuali The Graves sama ZMD...(karna yg dua ini emang blm ada di lapak2 :D)
ReplyDeleteso dar yg dah ditonton baru Dread, The Final, sama Hidden..
DREAD : dari awal liat trailernya kayaknya flm satu ini udah menjanjikan bgt (ditambah poster yg keren n creepy) ekspektasi gw langsung melambung.. kayaknya ni film bakal sekeren MARTYRS nh...
eh..gak taunya..BLAH!nanggung abis dan gak mnarik sh mnrt gw..hehe
grade : 4/10
THE FINAL :
pas baca sinopsisnya, langsung jadi salah satu yg paling gw unggulin nih.
plot nya keren..revenge of nerd.. which i like a lot..haha
tapi ternyata eksekusi payah!
akting jelek parah... dan gore-scene nya cupu berat..
bahkan scene homage ke audition aja jadi kliatan jelek banget di film ini... intinya..mengecewkan!
grade: 4/10
HIDDEN :
sienmatografi keren, akting belivable, thrilling di awal2... tapi stengah sampe ahir gregetnya ilang..karna twistnya uda di revealed duluan ditengah2..payah!
tp so far ini yg paling lumayan dari smuanya... :)
grade: 6/10
@ Apatisvian : Hidden gue baru nonton separo CD nya ngadat :D tapi, emang kayanya lumayan nih film.
ReplyDeleteKill Theory bagus ga?
Thanks bos, review tambahannya hehe
MP nya jarang di update nih? :)
@Go: Kill Theory; ceritanye pengen Saw2-an, dengan eksekusi yg jauh lebih ngga menarik.
ReplyDeleteKill Theory baru ntn setengah...
ReplyDeletedan blom gw lanjut sampe skarang..hahaha
mnurut gw sih KillTheory lebih mirip ke WAZ (The Killing Gene)... scara main plot nya hampir sama... tapi dengan eksekusi yang terlalu mainstream n jatohnya corny..hehe :)
MP nya ga pernah update...lg ga mood nulis review...
abis minder sih sama review2 horor nya situ yg keren2 bgt.. :)
@apatisvian : yaelaahh..si bos ini gitu deh hehe ini review sekarep dewek doang kok hahaha
ReplyDelete@Zom : 'Kill Theory' pengen belinya jadi males..udah gitu DVD gue rusak lg :((
horeeeee!!!! gue nggak jadi beli film2nya afterdark setelah penny dreadful yg sukses bikin gw ketiduran. fucking dreadful!
ReplyDeleteSaya memang rajin tiap tahun beli film2nya ADFF ini, cuma memang kebanyakan filmnya sih mengecewakan, hehehe
ReplyDeleteBro, Lake Mungo adalah salah satu Mockumentary terbaik. Anda salah memberi rating 2. Bagaimana dengan Noroi the Cursed (mockumentary) yang dipuja2 oleh kritikus dan penggemarnya.
ReplyDeleteBtw, "Keramat" juga mockumentary walau dengan embel take from behind the scene nya. Kan bro suka juga tuh film. Hayoo... harus konsisten toh. :D