02 January 2015

The Guest ( 2014 )

Kali ini Horrorpopcorn mendapat kontribusi review dari seseorang yang mengaku bernama Gambir. Dan bagian tidak terduganya adalah ketika gue kemudian merasa terpancing untuk menulis review pilem yang sama. Ini ngasih gue ide. Di kesempatan berikutnya jika ada seseorang yang ngirim kontribusi review, gue akan berusaha untuk menulis review versi gue sendiri. Jadi kalian akan mendapatkan 2 review! hehe.

Nggak usah takut nantinya akan berbeda penilaian, karena justru perbedaan sudut pandang akan membuat ini semakin menarik.
Terima kasih sodara Gambir akan kontribusinya. 

Btw kamu Gambir yang suka bikin patung itu? atau Gambir yang tetangganya Gondangdia?
 

Langsung aja..



                                             THE GUEST Written By Gambir

Sebelum ngirim review ke blog ini saya sedikit ragu,. Apakah the guest bisa dimasukan kedalam list review blog ini, mengingat dalam imdb film ini dikategorikan sebagai action. tapi di film ini ada tokoh saiko yang membantai orang-orang tak bersalah, mungkin itu bisa dijadikan alasan bahwa film ini adalah sejenis film psikopat dengan  villain seorang militer..hehe


Synopsis :

David datang pada keluarga Peterson, dia mengaku adalah teman anaknya waktu bertugas di militer (caleb), dia datang untuk menyampaikan pesan caleb betapa dia sangat mencintai keluarganya, Tak ada benda  atau semacam surat wasiat yang biasanya dititipkan tokoh militer dalam film perang menjelang kematiannya hanya pesan “dia menyayangi kalian”. Keluarga Peterson pun yang awalnya merasa sedikit curiga dan aneh mulai merasa simpatik dengan sikap yang ditunjukan david. Mulai dari membantu Mr. Peterson untuk jadi manajer. Membantu anak bungsu keluarga Peterson dari bully di sekolah. Semenjak kedatangan david , keluarga Peterson lebih baik, karena harapan dari setiap anggota keluarga ini terwujud. namun disetiap terwujudnya harapan itu ada mayat-mayat bergeletakan sebagai gantinya.. What happened ??


................................... 


Film ini memang tak se creepy film-film psikopat lainnya. Namun saya rasa ini cocok untuk penikmat horror pemula seperti saya..hehe. tidak ada penggelontoran darah gila-gilaan, adegan sayat menyayat, ataupun gantung menggantung, dosis kekerasan masih dalam kadar normal, atau bahkan sangat safe untuk ditonton bersama keluarga.

The guest bukan untuk penikmat thriller kelas akut , mengingat disini tak ada adegan yang bisa menyegarkan mata, bahkan tak ada satupun scene memorable yang bisa menjadi buah tangan setelah kita menontonnya, no topeng, no senjata, david hanya seorang cowo dengan wajah maskulin yang memiliki latar belakang militer dengan mental gila. yupp… gila karena disatu sisi dia bisa bersikap bak peri penolong, namun juga bisa dengan entengnya nancepin pisau ke perut ibu sahabatnya.

Alasan saya menonton film ini Karena “you are next”. Sutradara yang berhasil ngerubah imej domba yang lugu dan lucu ini menjadi  momok menakutkan, namun tidak seperti you are next yang membuat saya meringis dan twist yang membuat saya tersenyum lebar, the guest seperti semangkuk sup kentang tanpa toping,yang tak memberikan sensasi gigitan dimulut, hanya cocok untuk appetizer, bukan untuk menu utama.
Sop iler:
Namun ada yang menarik dari latar belakang sikopat ini, david diceritakan adalah hasil dari sebuah program pemerintah sebagai objek penelitian, mungkin akan dijadikan semacam senjata hidup yang berjalan ( tidak diceritakan dengan jelas mengenai program tersebut), walapun saya lebih suka alasan david menjadi gila karena penyakit yang disebutkan Mr. Peterson sebagai PTSD (menurut Wikipedia artinya Post Traumatic Stress Disorder). Apakah penyakit ini juga diderita Rambo dalam first blood ? sehingga dia bisa menghancurkan satu kota dengan alasan membela diri..hahaha
Seandainya bang ringgo nonton film ini mungkin dia akan mengucapkan kata yang sama dengan maika monroue  di ending cerita dengan raut wajah kecewa “WHAT THE FUCKK!!” hahaha..

.....................................

P.S = yang jadi luke Peterson wajahnya mirip banget sama chloe moretz, apa mereka saudaraan ?

P.S.S = seharusnya Negara barat meniru system keamanan pos kamling kita, dimana dalam peraturannya tertulis “TAMU 1 X 24 JAM WAJIB LAPOR RT/ RW ”, agar kejadian seperti di the guest tak pernah terjadi  


.......................................



                                                  THE GUEST Written By R

Karena plot ( sinopsis ) nya udah di ceritain sodara Gambir diatas, gue langsung aja ke bagian reviewnya deh.

Hal yang paling berhasil memprovokasi gue untuk menonton pelem ini adalah desas desus yang santer beredar bahwa pelem ini layak dijuluki “Halloween meets The Terminator”. Itu kaya gimana ya? mungkin semacam slasher dengan banyak ledakan besar. Atau mungkin cyborg yang ngebacokin orang pake piso gede? Apapun, itu pastinya keren.

Filmnya dibuka ama shot sosok seseorang yang ( dilihat dari sepatu dan tasnya adalah anggota militer ) berlari di sebuah rural area, kemudian titel tiba-tiba muncul diiringi backsound vintage-cheesy yang terdengar mengancam. Ini seperti pengumuman style pilem macam apa yang akan digunakan Adam Wingard. Dan senyum gue semakin mengembang pas tau kalo pelem ini ternyata emang sengaja memakai musik retro elektronik/synth untuk scoring dan soundtracknya . Whoa! Adam Wingard sedang membuat homage untuk pelem eksyen thriller 80/90an?!

Paruh pertamanya sendiri sangat menjanjikan. Intriguing & thrilling. Gue diajak untuk menerka nerka siapa sebenernya 'sang tamu' misterius kita. David ( Dan Stevens ) seperti pria yang akan dengan mudah diterima keluarga mana saja yang dikunjunginya. Dia kharismatik, baik dan terlihat mampu ngeberesin semua masalah. Dari mulai ngebantu masalah yg dialami Luke di sekolah, ngeberesin pacar Anna yg abusive, ngebantu karir Mr.Peterson, sampe ngebantu Ny.Peterson ngerjain pekerjaan rumah tangga nya.

Meski begitu, sejak awal ( bahkan sejak kita membaca judulnya ) kita sebenernya udah tau kalo David menyimpan sebuah rahasia besar. Entah rahasia apa itu, tapi yang jelas dibalik semua kelebihan yang udah disebutin diatas, David adalah jenis orang yg punya kapasitas buat ngelakuin sebuah extreme violence. Itu ditunjukin dengan cara yang cheesy khas film campy 80-an ketika David pada saat2 tertentu sering terlihat menatap-natap creepy,  tentu saja dengan iringan musik elektro retro. Ini sebenernya ngingetin gue pada tatapan jijay Ryan Gosling di 'Drive' 3 tahun silam. 


Pada poin ini, Dan Stevens, ( meski tidak istimewa ) gue pikir berperan sangat baik. Dia mampu membuat senyum nya terlihat charming sekaligus alarming. Pun mampu ngerubah ekspresinya dengan cepat dari hangat menjadi tajam menyengat. Thriller terbangun dan tensinya mulai merambat naik. Maka, gue pun dengan setia menanti waktu ketika akhirnya pelem ini meledak.

Lalu korban-korban mulai berjatuhan dan jatidiri David akhirnya terkuak, eskalasi memuncak. tapi pada titik inilah gue justru mulai garuk garuk kepala.  


Kita tahu, 3 tahun lalu Adam Wingard mampu ngerubah slasher klise-medioker ( You're Next ) menjadi impresif, terutama karena ada banyak kejutan menyenangkan di bagian paruh keduanya. Nah, aslinya, gue nunggu hal yang sama. Tapi, sayang gue nggak nemuin itu disini. Semuanya begitu predictable dan lurus-lurus aja.
  
Bagian yang paling bikin gue penasaran tentang jatidiri David ( yang dari awal dikesankan sangat misterius dan seperti menyimpan rahasia besar ) ketika terungkap hanya membuat gue mengeluh pendek " udah?..gitu doang? ". Lalu, dengan cepat gue  tersadar kalo ini adalah sebuah homage untuk pelem eksyen B grade 80/90an, jadi kalo ceritanya agak murahan dan klise, ya harap dimaklumi, hehe so, gue mulai ngelupain itu dan nunggu bagian aksinya aja.

Tapi, ini pun membuat gue kecewa.


Ya, ada adegan penyerbuan yg melibatkan pasukan khusus bersenjata otomatis, pengeboman sebuah cafe, dan Adam Wingard mencoba nge-mixing genre ( horror-slasher ) dengan menggelar sebuah aksi hide,seek & slash di sebuah labirin pesta halloween ( lengkap dengan hall of mirrors, dry ice fog dan lampu disko! ) untuk final act nya. Sebuah effort yang layak diapresiasi,  tapi sekali lagi sayang,  hasilnya terlalu generik. Baiklah, terima kasih untuk final girl berambut keriting dengan kostum pelayan dan villain badass yang susah mati, gue suka itu.  Tapi mana ledakan-ledakan besar nya?, mana one-liner badass nya?, mana aksi2 hilarious yang nggak perlu namun menyenangkan ( semacam sepeda motor vs helikopter ) dllsb. Untuk sebuah pelem yang punya julukan  “Halloween meets The Terminator” , tagline ' An Absolute Blast' di covernya, dan potensi bencana yang bisa dihasilkan 'mesin' seperti david, The Guest cukup mengecewakan. Gue ngebaca kalo di screenplay aslinya, The Guest mengambil setting di Korea, mempunyai aksi yang jauh lebih banyak serta melibatkan car chase scene. Nah, gue pengen liat yang itu. 

yang ini ( juga kalung segitiga yang dipakai Anna sepanjang film ) dicurigai seorang pereview di sebuah blog sebagai pesan Illuminati hahaha

perhatiin grafitti di tembok itu

Lalu, bagian dimana David terpaksa harus melakukan hal-hal buruk pada keluarga Peterson sendiri gagal ngasih emosi buat gue karena gue udah menduga ini sejak menit awal. Kaya yg udah gue bilang, semuanya begitu predictable.

Pendeknya, dari sebuah cheapy-thriller yang menjanjikan, The Guest berubah menjadi sebuah pelem tentang perburuan 'monster' yang medioker.

Tentunya gue akan lebih senang jika : dari sebuah cheapy-thriller yang menjanjikan, The Guest berubah menjadi sebuah pelem tentang perburuan 'monster' yang awesome. Ya, absennya kebaruan dan orisinalitas serta lemahnya jalan cerita, mestinya bisa ditutup ama aksi yang hebat atau setidaknya memorabel.

Kemudian sisi gue yang lain mencoba membantah kalo Adam Wingard nggak sedang membuat pelem aksi persis kaya yang kita liat di taun 80/90-an, dia cuma sedang membuat sebuah thriller-action versinya sendiri dengan balutan elemen retro. Dan kamu nggak perlu membuat analisa apapun, don't take it too serious, just sit and enjoy it!

Masalahnya, gue udah nyoba itu. Dan gue harus jujur kalo yang ini nggak berhasil memikat gue. 

The Guest ngingetin gue pada pilem action-thriller kecil William Baldwin yang gue dapetin dari tukang rental video ( VHS ) yang dulu sering dateng di rumah. Gue nggak nemuinnya di bioskop, karena bioskop lebih milih membeli dan memutar Universal Soldier atau Cyborg.

Tapi secara keseluruhan, 
  
sebenernya The Guest nggak terlalu buruk kok untuk sebuah popcorn flick di sebuah hari dimana kamu nggak tau mau ngapain.  Ada momen2 yg lumayan menyenangkan, konsep mixing-genre yang unik, akting yang bagus, dan soundtrack yang mungkin akan ngingetin kamu pada hari-hari indah di masa lalu. 

Sayang aksi yang di tunggu-tunggu terasa kurang maksimal. Rasanya, kaya kamu menyulut mercon besar yang diperkirakan akan meledak keras, tapi hanya berakhir dengan sebuah sebuah letupan kecil. Plop! . Ya, The Guest jatuh menjadi pelem yang akan dengan mudah gue lupain.
RATING:

6 comments:

  1. Nonton Film Gratis Hanya di www.nontonfilmgratis.com

    ReplyDelete
  2. filmnya seru rasanya pingen nonton

    ReplyDelete
  3. Perlu brapa banyak film yang ditonton untuk bisa punya kemampuan review film kayak agan ?? hahhahaha salutt...
    ---------------------------------------
    Kodealam2.com merupakan Bandar Online Togel Aman dan Terpercaya yang merupakan partner resmi dari KodeAlam KA
    sekedar informasi, saat ini kodealam.com belum bisa menerima pendaftaran untuk member baru karena (FULL) bagi yang ingin mendaftar silahkan klik link di bawah ini :
    kodealam2.com :
    http://kodealam2.com/home/register/326759475
    dan jangan lupa LIKE kami smile emotikon
    disini kami memberikan informasi yang mungkin berguna buat anda http://www.facebook.com/KodeAlam.KA/

    ReplyDelete