23 June 2009

HELTER SKELTER ( 2004 )

Gue udah lama nonton film ini di RCTI tengah malam waktu itu. Namun, baru sekarang gue review setelah kemaren nonton lagi. Sebenernya bukan film Horror, lebih ke sociophat-thriller-dokudrama.

Film ini adalah remake dari sebuah film TV tahun 1976 yang dibuat berdasarkan sebuah peristiwa yang pernah mengguncangkan Amerika di penghujung tahun 60-an dan juga adaptasi dari sebuah buku laris tulisan ‘Vincent Bugliosi’ yang berjudul sama, ‘Helter Skelter’.

kurang membuat gue terkesan apalagi jika ditengok dari sisi sinematografinya. Plotnya datar dan tidak membuat penonton bertanya-tanya. ( walaupun mungkin susah membuat plot film adaptasi yang menarik berdasarkan kisah nyata yang ending-nya sudah diketahui ).. Adegan pembunuhannya jelek ( mungkin karena pertimbangan etika, peristiwa ini terjadi nyata, maka adegan pembunuhannya digambarkan tidak begitu eksplisit..Gore, no hope ) dan akting para pemainnya standar. Khusus untuk Jeremy Davies yang memerankan Charles Manson kadang berakting meyakinkan namun kadang sedikit berlebihan. Tatap matanya tajam, dengan bicara yang selalu seperti berbisik, tp entah kenapa, menurut gue di beberapa adegan dia terlalu berlebihan. 

Tapi whatever kita skip sinematografinya yang biasa-biasa aja , gue selalu tertarik film-film yang bercerita tentang kegelisahan manusia, anti-sosial, socio-phat dll dan seperti halnya gue tertarik pada tema yang disung Natural Born Killers atau Taxi Drivers, gue juga tertarik tema pada film ini.

...................................................... 


Zaman modern, zaman yang dibangga-banggakan umat manusia sebagai tanda kemajuan peradaban dan budaya kemanusiaan, selain menghasilkan berbagai hal yang memudahkan umat manusia, ( seperti media dan televsi ) namun juga tak dipungkiri menghasilkan ‘penyakit-penyakit sosial’ seperti yang dialami Charles Manson dalam film ini. Tentu saja bagi Manson dan para pengikutnya ( yang sudah di brainwashed dan percaya kalo Manson sebenarnya adalah Yesus Kristus ) bukan mereka yang ‘sakit’, tetapi justru peradaban itu sendiri.

‘Manson Family’ meyakini bahwa sesungguhnya peradaban sedang ‘sakit’ dan butuh sebuah revolusi yang akan merubah peradaban dan dunia, dengan orang-orang ‘bijak, penuh cinta, tidak munafik dan intelektual’ seperti mereka yang akan memimpin.

Dengan keyakinan seperti itu, maka dimulailah aksi brutal yang mereka sebut dengan nama ‘Helter Skelter’. Mereka membunuhi orang-orang kulit putih kaya dengan meninggalkan tulisan seakan-akan yang melakukannya adalah orang-orang kulit hitam /‘black panther’. Dalam film ini ada 11 orang yang di ceritakan tewas dibunuh mereka. Namun, sebuah kabar lain menyebutkan kalau gerombolan ini membunuh sekitar 35 orang. Termasuk di dalam korban yang tewas adalah, istri sutradara terkenal asal Polandia, Roman Polanski..( FYI : dalam film ini, ada footage asli ketika Roman Polanski menyampaikan pernyataan pada pers )

Dan dengan aksi seperti itu, Manson’s Family berharap akan memicu terjadinya sebuah perang berskala besar, sebuah revolusi, sementara perang/revolusi terjadi mereka akan bersembunyi dalam sebuah lubang bawah tanah yang diceritakan Manson terdapat di sebuah gurun..lalu keluar dr lubang itu pada saat yang tepat untuk memimpin dunia. Tidak masuk akal bukan? Namun, itulah yang mereka yakini dan ini kejadian nyata!

Peristiwa ini begitu mengguncang Amerika pada saat itu dimana tren hippies dangan semangat ‘flowers generations’ nya sedang mewabah. Ketika ‘Manson’s Family’ yang juga ber gaya Hippies tertangkap, kontan mereka menjadi pro-kontra masyarakat. Sebagian mengaguminya sebagian me-maki-nya.


Ada beberapa adegan yang masih nyantol aja di kepala gue.
Pertama, ketika seorang Hippies yang beraliran ‘kanan’ ( hehe ) berkomentar, bahwa apa yang dilakukan Manson sudah merusak citra Hippies yang asli, penuh cinta dan kedamaian.
Yaah, mirip2 ustad yang tertegun dengan tindakan amrozi dan berkata, “ Islam tidak begitu, islam penuh cinta dan damai” atau komentar yang dilontarkan seorang true-punk ketika melihat Marjinal masuk tipi..” marjinal sudah merusak citra punk dan DIY” hahaha seperti itulah.
Namun bukan itu yang berkesan buat gue, tapi komentar balasan Manson terhadap true-hippies tadi, begini dia membalas komentar itu : 
saya bukan Hippes, saya membenci Hippies! Bagaimana mungkn Hippies membenci Hippies? Hippies adalah pengecut! Mereka membuat banyak alasan konyol untuk melarikan diri dari kenyataan! Saya tidak takut kenyataan..saya tidak lari..saya menghadapinya!!  -Charles Manson.
Adegan ke2 yang nyantol dikepala gue adalah ketika Vincent Bugliosi ( Bruno Kirby ) menjenguk Manson di sel dan menuduhnya telah mempengaruhi pengikutnya untuk melakukan pembunuhan.
Manson mengelak, katanya :
ayolah, Bugliosi..sya tidak mempengaruhi siapapun…orang tua kalian, sekolah kalian, televisi kalian dan media kalian lah yang telah mempengaruhi mereka..aku hanya menunjukkan cara pada mereka untuk kembali ke jati dirinya..mereka datang kepadaku dengan ‘penyakit di kepalanya’ dan saya telah membebaskan mereka dari duniamu..dan kau berkata saya telah mempengaruhi mereka? -Charles Manson.
.................................................. 

Charles Manson is truly socio-phat. Produk yang tak disangka dan diinginkan dari zaman modern. Namun orang2 seperti Manson memang ada. Itu di tahun 1969, bagaimana dengan sekarang 40 tahun kemudian, ketika zaman pun sepertinya semakin edan?? Yahh, dunia tidak perlu menunggu meteor nyasar atau virus global untuk kiamat, karena generasi sociophat yang tentu saja lebih dahsyat, cerdas dan mematikan dari Manson, mungkin saja sekarang sedang menyusun sebuah rencana revolusi, yaitu memusnahkan manusia dan menghancurkan peradaban zaman modern. Kali ini bolehlah gue di bilang, hiperbola hehehehe

Cukuplah, film ini kurang mengesankan sebagai sebuah ‘film’, namun lumayan sebagai doku-drama ( buat nambah pengetahuan ) dan lumayan juga buat kita merenung….pinjem saja filmnya di Apotek terdekat, lumayan kok.

2 comments:

  1. wahhh tebakan abang benar..skg tahun 2020 sudah jutaan orang terkena pandemi virus COVID-19 dan sudah ratusan yang meninggal.

    ReplyDelete