Namun rupanya, Yuzna tidak puas hanya duduk manis sebagai produser, dia pengen tantangan baru. Menurutnya, " produser mungkin mendapat uang paling banyak, tapi sutradaralah yang pada akhirnya mendapat semua kredit " haha. Maka, ketika pada suatu hari seorang kolega menawarinya untuk menyutradarai sebuah film, tanpa pikir panjang dia langsung menyanggupinya. Ini menarik, kalo nginget Yuzna tuh sebenernya nggak memiliki bakat sebesar Gordon, dia nggak punya background resmi pendidikan film dan semata-mata dikenal hanya karena memproduseri Re-Animator ( yang kebetulan sukses ) haha. Tapi, bodo amat. Kesempatan datang, dan dia nggak ingin menyia-nyiakannya.
Naskah untuk directorial debut Yuzna ditulis oleh Rick Fry. Ketika pertama kali membacanya, Yuzna langsung tertarik. Itu tentang paranoia dan punya banyak suspense didalamnya. Namun, bagian endingnya ( yang tentang sekte pemuja darah ) rupanya kurang membuatnya terkesan. Yuzna pun berniat mengganti bagian itu dengan sesuatu yang lebih aneh, surreal, fantastis dan imajinatif. Hanya saja saat itu dia belum memiliki ide. Kemudian, mungkin setelah ngabisin beberapa botol alkohol dan berjam-jam merenung di wc, akhirnya ilham itu turunlah. Dia teringat mimpi buruknya, dan Eurekaaa! seketika bohlam menyala terang diatas kepalanya, ngasih dia ide untuk me reka-ulang mimpi buruk itu menjadi sebuah sekuens yang akan ditaronya di film. Dan holy shit, sekuens yang sangat imajinatif itu, jujur aja ternyata jadi satu-satunya poin paling brillian di debut filmnya ini haha
Kita ke premisenya dulu.
PREMISE
Cerita dalam Society bepusat pada Bill Whitney (Billy Warlock), seorang pemuda dari keluarga elit kawasan Beverly Hills. Selain kaya raya, ngga seperti karakter utama laen di film horror yang biasanya loser-nerd, Billy cukup populer di kampus, cerdas, atletis, tampan, dan punya pacar cantik. Hanya saja, dia ngerasa ada yang aneh pada keluarganya. Kecurigaan itu ditepis psikiater nya yang menganggap apa yang dialami Billy hanya paranoia masa remaja. Namun kecurigaan Billy semakin membesar ketika seorang teman menunjukkan rekaman suara anggota keluarganya yang terdengar seakan sedang melakukan hal tidak senonoh. Dia pun melakukan penyelidikan, namun semuanya seakan berkonspirasi untuk menutupi. Billy pun semakin dilanda paranoia sementara hal-hal aneh terus terjadi. Hingga akhirnya, kebenaran itu pun terungkap. Kebenaran yang membuat Billy terbelalak dan menjerit " WHAT THE FUCK?!! APA-APAAN IN?!! "
REVIEW
Sebagai debut penyutradaraan dari orang yang konon ngga mengenyam pendidikan resmi ilmu sinematografi, jujur apa yang dilakukan Yuzna disini ngga mengecewakan. Baiklah, itu ngga istimewa dan keliatan kalo skillnya emang pas-pas an, namun gue udah sering ngeliat yang jauh lebih buruk dari ini. Dia juga cukup berhasil membangun suspense serta aura paranoia yang mungkin akan mengingatkan kalian pada Rosemary's Baby nya Roman Polanski hanya saja dengan akting ( dan fashion ) yang lebih buruk. Selain itu, Yuzna nggak tertarik untuk mengeksploitasi sisi psikologis ( seperti yang udah dilakukan Polanski ) dan lebih milih ngasih bizzare-tone lewat penampakan kejanggalan bentuk tubuh yang terdeformasi secara ekstrim. Lalu, disela-sela itu Yuzna nyoba menyisipkan adegan dan karakter yang dimaksudkan menjadi lucu, sayangnya itu nggak lucu, tapi kemudian malah jadi lucu haha.
So, ini seperti mix dari suspense-paranoia nya Polanski, body-horror nya Cronenberg, serta bumbu awkward-dark-humour yang dibuat dengan cita rasa eksentrik-idiotik.
Selain berdasarkan mimpi-buruk Yuzna, Screaming Mad George juga konon mengambil referensi dari sebuah lukisan karya Dali yang berjudul 'The Great masturbator' saat mencari ide untuk adegan itu. Kaya gini lukisannya
The Great Masturbator karya Dali |
Nah, bayangin lukisan surreal 'pating pecotot' kaya gitu jadi sebuah adegan film hehe btw, kalo dipikir-pikir lukisan kubisme nya Picasso juga sebuah body-horror ye haha.
Mungkin kemudian kalian bertanya-tanya siapakah keluarga Billy sebenarnya? apakah mereka manusia? apa mereka alien? well, gue nggak ingin terlalu banyak ngasih spoiler dan menyarankan kalian untuk menontonnya sendiri. Tapi baiklah, ini ada sedikit screenshot
butthead haha |
Dilihat dari judul,tagline dan desain kovernya, dimana kalian bisa ngeliat seorang wanita dengan busana mewah sedang menarik kulit wajahnya seakan membuka topeng, kuat dugaan kalo Brian Yuzna tengah mengusung satir sosial tentang perilaku hipokrit kaum elit ( orang kaya ) atau bisa jadi ini tentang perang kelas antara borjuis dan proletar, atau tentang remaja naif yang teralienasi dari masyarakat mapan, mungkin ada hal-hal penting dan cerdas disini, mungkin saja..tapi 20 menit adegan 'shunting' diatas membuat gue nggak mampu lagi memikirkan apa yang sebenernya hendak disampaikan Yuzna disini. Weirdness over substance! atau jangan-jangan kegilaan inilah substansinya? dan Yuzna menambahkan isu perang-kelas hanya untuk membuat film eksploitasinya terlihat lebih 'berisi'? Entahlah, coba kalian tanyakan sendiri ke orang gila itu! gue ga bisa mikir lagi, kemungkinan karena otak gue ikut meleleh bersamaan dengan melelehnya daging karakter2 yang ada difilm ini.
Ketika rilis pertama kali, Society mendapat kritik sangat negatif di Amerika, mungkin kontennya yang dirasa terlalu ofensif ( namun di Eropa ternyata cukup mendapat apresiasi ). Imbasnya, secara komersial film ini terjun bebas ( flop ) di pasaran.
Meski demikian, Society dengan caranya sendiri, ternyata mampu bertahan melintasi waktu ( tidak terlupakan seperti film2 Yuzna yang lain ) dan secara perlahan terus membangun fansnya sampai akhirnya layak mendapatkan status cult-classic dengan menyandang predikat sebagai salah satu film paling WHAT THE FUCK DID I JUST WATCH dalam sejarah sinema b-horror haha.Ya, Society adalah sebuah karya eksentrik nan original yang nggak akan kalian temui di film lain, dan menjadi contoh gimana ide liar dan imajinasi mampu menutupi skill sinematografi yang pas-pas an haha. Kudos, Yuzna!
No comments:
Post a Comment