28 October 2012

DOG SOLDIERS ( 2002 )

Gue bisa nyebutin banyak bangat pilem tentang zombie atau vampire yang keren, tapi kalo ditanya pilem tentang manusia serigala ( werewolf ) yg memorable dan badass, hmmm..kayanya gue cuma bisa ngitungnya dengan sebelah jari tangan saja,
let's check..An American Werewolf in London (1981) (gue akan nyeritain pilem ini dalam review terpisah ), The Howling (1981), Ginger Snaps (2000)..apalagi ya? remake The Wolfman ( 2010 )? hm,  i don't think so. Twilight? aah, c'mon yang bener aja. Nah, sedikit sekali ternyata, cuma inget 3 judul. (  ada yang mau ngasih gue rekomendasi judul laen? ).

Jadi, pas suatu hari seorang temen berkicau tentang betapa badass nya serigala jejadian dalam 'Dog Soldiers', gue pun mengeluh kenapa ya dulu selalu ngelewatin pilem ini pas di rental DVD, mungkin karena ngebaca judulnya gue mengira ini pilem tentang anjing yang menjadi tentara (?) atau kemungkinan lainnya, mungkin karena Twilight udah ngilangin selera gue buat peduli ama kisah manusia serigala ( hal yang sama juga terjadi pada vampire ), Padahal setelah di cek, pilem ini ternyata adalah directorial debut dari Neil Marshall, nama yang kita kenal bertanggung jawab atas kisah horror klaustrofobik monster goa nan fenomenal 'The Descent' ( 2005), nama yang ini nggak mungkin bikin emo teen werewolf in love kan?  segera saja gue memerintahkan divisi per-download-an untuk mengunduh file nya. Tentu saja setelah gue menyogoknya dengan semangkok siomay.

Ok, kita liat kaya apa pilemnya :)

Storyline : 

Satu squad tentara Inggris di bawah pimpinan Sgt. Harry Wells (Sean Pertwee) di terjunkan ke hutan Skotlandia untuk menjalankan latihan militer rutin. Misi latihan yang awalnya lebih mirip acara piknik para tentara lengkap dengan candaan kasar dan api unggun, mendadak berubah ketika seseorang ( atau sesuatu ? ) melemparkan bangkai sapi ke arah mereka. Penasaran, mereka mulai mencari tahu siapa yang melakukannya. Tak lama kemudian squad ini mulai sadar sedang berhadapan dengan musuh nyata ketika mereka menemukan base camp batalion lain dalam keadaan porak poranda, penuh darah dan organ tubuh berceceran. Di tempat itu pula, mereka menemukan Capt.Ryan (Liam Cunningham) dalam keadaan sekarat, usus nya terburai. Dia meracau tentang makhluk buas yang telah merobek perut dan membantai anak buahnya.

We are now up against live, hostile targets. So, if Little Red Riding Hood should show up with a bazooka and a bad attitude, I expect you to chin the bitch!.” Sgt. Harry Wells mengeluarkan perintah.

ketika hari mulai gelap, sosok-sosok besar berbulu dengan taring tersembul dari mulutnya mulai terlihat diantara kegelapan dan pohon-pohon, mengintai mereka. itu Werewolf!

dan horror pun di mulai.

Review :


Diawali ama adegan penerjunan squad ini ke hutan Skotlandia, pilem mulai ngenalin para anggota cast. Biasanya, ini bagian yang rada ngebosenin buat diliat, itu soalnya di kebanyakan pilem lain kita tau mereka cuma 'daging kurban' yang perannya emang cuma buat di makan monster.  Si penakut di telen pertama, si menyebalkan di caplok berikutnya etc, tapi untunglah pengkarakteran para tokoh disini gue pikir tidak terlalu dibuat buat, natural dan unik satu sama lain, satu satunya kesamaan mereka cuma : sama sama foul-mouthed! So, no stereotypes there then. 
Pada gilirannya, ini membuat gue kemudian merasa terlibat secara emosi dan tidak hanya menganggap mereka sebagai 'future victims' belaka. Gue sendiri sangat suka Karakter Spoon ( Darren Morfitt ) dan Sersan Wells ( Sean Pertwee ) . Khusus nama terakhir, dia berakting sangat baik disini meski akting terbaiknya hanyalah ketika memerankan orang yang tewas dengan sangat mengenaskan ( cek di 'Doomsday', 'Wilderness', atau 'Event Horizon' ) haha. 

Sementara itu, dialognya menggunakan logat british yang kental lengkap dengan makian dan joke yang beberapa diantaranya cuman bakal bikin ngakak orang Inggris doang. Gue sering membuka google translate cuma buat ngertiin apa yang lagi mereka omongin dan tetep nggak ngerti haha tapi untungnya lagi lebih banyak yang berhasil bikin gue ketawa. Hal, yang gue suka lainnya, skripnya punya banyak lines memorabel.

Selain karakter yang natural dan nggak stereotip, reaksi mereka ngadepin makhluk jejaden ini juga nggak kaya tokoh di kebanyakan pilem horror laen yang biasanya cuma ngejerit frustasi sambil memekik " oh God..What the hell are these fucking things?!". Abis itu ngelakuin hal yang luar biasa bodoh.

Cek reaksi sersan Wells ketika ngeliat ususnya mbrojol, dia cuma menatap ususnya sambil menggumam " sosis.." badass! haha

atau yang ini :


Mereka beneran kaya tentara, lengkap dengan attitude nganggep semua hal sebagai  bullshit, nggak gampang frustasi dan selalu punya strategi. Ketika amunisi mulai menipis, nggak segan mereka menggunakan penggorengan buat senjata, dan bahkan ketika penggorengan udah nggak ada, salah seorang diantara mereka ( prajurit Spoon..whoa, i love Spoon! ) tak gentar menantang duel adu jotos. Ya, adu jotos melawan werewolf!!
"Come On, Beauties!! "
Gimana dengan efek nya sendiri? kalo mengingat ini adalah sebuah pilem dengan bujet cekak, gue cukup khawatir kru pilem bakal make CGI medioker buat nyiptain sosok sang siluman serigala. Tentunya, gue bukan anti-CGI, tapi masalahnya ketidakhadiran fisik sang monster dalam setting dan aktor yang cuma berakting di depan green screen biasanya gagal menghadirkan feel terror yang hendak dicapai, lebih buruk lagi  penggunaan CGI di banyak pilem horror low budget sering ngerubah horror malah menjadi komedi menyedihkan nan absurd.
Gue bisa nikmatin 'komedi' diatas pada lain waktu dengan mood yang berbeda. tapi, saat nonton 'Dog soldiers'  gue cuma pengen siluman serigala yang badass!

Dan Marshall bersama divisi spesial efek di pilem ini ngejawab request gue dengan nyiptain kepala werewolfnya menggunakan teknologi animatronik.

cek,



Bagian tubuhnya sendiri tetap menggunakan aktor yang memakai kostum prostetik, dan jika kalian bertanya mengapa sang serigala keliatan tinggi, itu karena sang aktor juga memakai 'stilts' ( semacam egrang mekanis ) dibalik kostumnya haha

Liat gimana owsom nya egrang mekanis yang gue maksud :


Gua baca dalam sebuah wawancara, Neil Marshall emang menolak menggunakan CGI karena dianggap over-used padahal teknologi animatonik menurutnya sudah sangat pesat.

" I wanted to tried and tested method ( animatronics ) because i needed the werewolfes in the same frame as the actors so they could properly react to what they were seeing in order to communicate total pulse -pounding terror to a wide-eyed audience ". Neil Marshall

Dan hasilnya memang efektif, kehadiran fisik sang monster mampu memaksimalkan terror yang hendak disampein. Reaksi yang diharapkan dari para aktor dapet. Feelnya dapet. Walaupun memang nggak se-spektakuler SFX di 'An American Werewolf in London'  &  di beberapa adegan mimik sang serigala terlihat sedikit kaku ( maklum robot hehe ), namun sedikit kelemahan ini mendapat support dari kerja kamera dan editing yang tepat guna. Gue mencatat ada beberapa adegan dramatis dari pemunculan sang serigala jejadian yang cukup memorabel. Sementara itu, untuk desainnya sendiri lebih mirip serigala besar yang bisa berdiri. Bagian kaki dan tangannya terlihat kurus tapi berotot dan hanya mempunyai sedikit bulu. Seinget gue, cuma 'The Howling' (1981 ) yang punya desain hampir serupa. Keren!


Jadi, 2 hal penting udah berhasil membuat gue tersenyum, character development yang menarik ama keputusan nggak make CGI. Berikutnya, gimana dengan ceritanya?

Buat sebuah flick horror berdana rendah yang punya premis werewolf vs serombongan tentara, gue jelas nggak naro harepan bakal dapet cerita yang outstanding. Pokoknya kasi aja adegan serigala menerkam ama adegan tembak-tembakan ( libatkan granat + bazooka kalo perlu ) yang banyak, itu aja udah udah cukup bikin otak gue lebih enteng. Dan Marshall kembali ngasih gue lebih dari yang gue harepin. Tetep nggak outstanding sih, tapi ceritanya tuh keliatan bener2 di pikirin buat bisa ngedukung semua aksi dan karakter di dalamnya. Tak lupa dia nyelipin beberapa twist, yang salah satunya sebenarnya udah bisa ditebak di pertengahan durasi, tapi bagaimanapun ini rasanya kaya beli chiki dan nemu selembar ribuan di dalamnya. surprise! haha.

Selain itu 'Dog Soldiers' juga punya banyak referensi pilem cult horror favorit gue, misalnya aja di menit-menit awal dia ngingetin gue ama 'Predator', ketika cerita mulai bergerak dan squad menemukan kabin, jelas ingatan gue melayang pada 'Evil Dead', berikutnya seluruh durasi pilem dihabisin didalam kabin tersebut, squad mulai membuat barikade dan mencoba bertahan dari werewolfes yang mengepung diluar. Disini banyak adegan yang gue rasa ngambil referensi dari 'Night of the Living dead', 'Zulu', 'Aliens', 'Dawn of The Dead', 'Gremlins' dll. Gue sih seneng ngeliatnya, rasanya kalo suatu saat gue bikin pilem pun bakalan dengan seneng hati ngasih tribut buat pilem2 keren favorit gue dengan nge-homage nya. Dan nggak usah khawatir ini bakal kerasa repetitif, karena 'Dog Soldiers' juga punya beberapa adegan orisinil-fresh yang salah satunya bikin gue ngakak, misalnya, adegan prajurit Cooper ngelem usus Sersan Wells yang mbrojol pake superglue. WTF?!



Dari tadi muji muji mulu, jadi ini pilem yang layak dapat rating 10 gitu? sayangnya bukan. Rating 10  udah gue kasih buat 'Braindead' haha.

MINUS POINT :
- Ada beberapa pemunculan werewolf yang stylish & memorabel, tapi gue bakalan lebih seneng kalo penampakan full frontal dari sang werewolf ditambah. Sebagian besar penampakannya emang cuma ditunjukin sekilas2 dalam adegan yang cepat, berbentuk siluet atau close up
- Terima kasih untuk darah, usus mbrojol dan satu adegan yang berhubungan dengan kepala buntung. Itu sangat brutal, Terima kasih juga udah nggak make CGI. Tapi, lebih banyak on screen gory scene, please.
- kamera yang goyang dan perpindahan antar adegan yang sering terlalu cepet, terutama di adegan2 kontak terbuka dengan para werewolf. Tujuannya jelas buat nyiptain 'sense of urgency dan speed', emang sih berhasil, dan gue suka kesan RAW yang dihasilin, tapi kadang bikin pusing juga.
- Aksen british yang kental, bikin gue sering nggak ngerti mereka lagi ngomong apaan haha.

..................................

Overall, dengan segala kekurangannya, 'Dog Soldiers' adalah pilem horror kecil yang nyaris nggak kedeteksi 'radar' , namun kala ditemukan dia secara mengejutkan mampu ngasih gue lebih dari yang di ekspektasiin, karenanya dia layak untuk direkomendasikan. Sebuah kerja yang sangat bagus dari seorang debutan.

Rough, fast pacing, intense, twisty, brutal sekaligus funny.

Dan yang paling penting, 

Neil Marshall berhasil ngingetin kita akan fitrah werewolf sebagai makhluk mitologi yang setiap bulan purnama akan mendedikasikan hidupnya buat mencabik dan memamah daging manusia..

dan bukannya galau gara2 cinta segitiga. ho-hum.

Highly recommended.

RATING:

Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic


.......................................

 ++ Sempat tersiar kabar, kalo sekuelnya sedang diproduksi ( Dog soldiers : Fresh Meat ) dengan Rob Green sebagai sutradara. tapi, setelah blusukan kesana kemari nyari informasi, gue ngedapetin official update kalo proyek itu ternyata batal terealisasi. nggak tau kenapa.

3 comments: