Storyline :
Francesco Dellamorte ( Rupert Everett ) adalah seorang penjaga pemakaman Buffalora di Itali Utara. Dia tinggal di areal itu bersama asistennya Gnaghi yang menderita keterbelakangan mental dan hanya mampu mengeluarkan satu kosakata 'gnya' dari mulutnya ( diperankan dengan sempurna oleh Francois Hadji Lazaro ). Selain Gnaghi yang idiot, Francesco hanya mempunyai satu orang teman di kota bernama Franco. Sementara, orang-orang lain hanya menganggap Francesco sebagai pathetics-freak-impotent yang layak untuk di olok-olok.
Masalah Francesco bukan itu saja, pekuburan yang dijaganya ternyata mempunyai misteri yang tidak di mengerti oleh nya. Ya, beberapa minggu setelah dikubur di Buffalora, mayat -mayat itu akan bangkit menjadi flesh-eater-zombie ( yang disebut olehnya sebagai 'Returner' ). Zombie2 ini hanya bisa dihentikan dan tidak akan bangkit kembali menjadi 'Returner' setelah Francesco atau asistennya ( Gnaghi ) memecahkan kepala zombie itu dengan pistol atau sekop! Jadilah setiap malam, aktifitas Francesco & Gnaghi hanyalah menunggu Returner yang mengetuk pintu, meledakkan kepala rotten-corpse berjalan itu, untuk kemudian menguburkannya lagi.
Kejadian seperti itu jelas sangat mengganggu Francesco, namun dia tidak punya pilihan lain. Dia sadar, jika dia melaporkan misteri para zombie ini kepada pihak berwajib, pekuburan Buffalora pastinya akan ditutup dan dia akan kehilangan pekerjaan. So, Francesco memilih diam dan lebih suka meledakkan kepala zombie itu saja dengan revolver. Beres.
Namun, minimnya relasi sosial dan rutinitas kerja, membuat Francesco dilanda kesepian,
"well at a certain in life, you realize..you know more dead people than living." keluhnya.
Suatu hari, kehidupan Francesco yang bak 'mayat-hidup' mendadak berubah ketika dia merasakan 'passion of love' pada seorang wanita ( Anna Falchi ), seorang janda yang suaminya baru saja di kubur di pemakaman itu. Mereka lalu saling jatuh cinta. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ketika sang wanita di gigit oleh zombie mantan suaminya, Francesco menyangka kekasihnya telah meninggal akibat gigitan dan bangkit menjadi 'Returner' , maka diapun dengan perasaan hancur terpaksa menembaknya. Keputusan yang salah, karena kemudian akhirnya dia tahu bahwa gigitan zombie sebenarnya tidak menyebabkan kematian. Artinya, Francesco membunuh kekasihnya sendiri yang sebenernya saat itu belum meninggal. Jiwa Francesco terguncang.
Dikelilingi setiap hari oleh masalah kematian dan cinta, kemudian membuat Francesco merasa frustasi+bingung dan mulai mempertanyakan misteri keberadaan, hidup, cinta, dan kematian. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk melakukan tindakan yang sama sekali tidak kita duga!
Review :
Kalo kita ngeliat sebuah judul film Zombie-Itali ama ngebaca tagline 'Zombies, Gun and Sex..OH MY!" di posternya apa sih yang kita harepin selaen sebuah film yang akan ngasih kita ceceran otak, boobs ama organ tubuh termutilasi seperti yang biasanya dikasih oleh zombie-splatter-flick ala negeri Pizza? Kenyataannya, Michelle Soavi's Dellamorte Dellamore ( di beri judul 'Cemetery Man' untuk peredaran di luar Eropa ) keluar dari stereotipikal film Zombie-Splatter Itali dan membuat gue mengernyitkan jidat buat mengerti apaan sih nih yang lagi gue tonton?.
Ini adalah sebuah sebuah film horror-komedi-gelap dengan sentuhan gothic dan tone-ambience yang penuh dengan adegan simbolis atau metafor2 tertentu yang harus kamu singkap maksudnya kalo pengen ngertiin apa yang pengen sutradara nya sampein. Film zombie tapi harus mikir, kebayang ga sih? haha
Dalam kasus berbeda, model tontonan kaya gini akan membuat gue menggerutu, tapi untungnya tidak dengan Dellamorte Dellamore. Michelle Soavi terus membuat filmnya tidak pernah berhenti bergerak, twisting disana-sini, sampe akhirnya berhenti pada sebuah ending yang kemungkinannya akan membuat sebal setengah mati atau malah terpesona dan penasaran akan maksudnya.
Gue adalah jenis penonton yang terpesona, mungkin karena 2 karakter Francesco & Gnaghi berhasil membuat gue peduli dan terlibat ( bravo untuk akting ke duanya ), mungkin karena shot-shot nya yang stylish, dan mungkin juga karena gue dibuat terkesan dan ketawa oleh beberapa adegan komedi-satirnya yang sungguh bizzare+ikonik seperti : Zombie yang bangkit dari kubur dengan mengendarai motor!, cewek yang merengek-rengek minta di makan ama Zombie-kekasihnya, beberapa momen splatter yang keren, adegan sex-scene Francesco dengan Anna Falchi yang super seksi ( walaupun huge-breast nya dalam film ini digosipin : fake ), tapi jelaslah kalo Anna Falchi hot banget disini! atau mungkin karena ini : percintaan Gnaghi dengan potongan-kepala gadis pujaannya!!
Ya, sub-plot kisah percintaan Gnaghi yang idiot dengan potongan-kepala Valentina menjadi plot sampingan yang tidak kalah menariknya. Sungguh menyentuh sekaligus membuat gue merinding. Bayangin adegan orang idiot menggesek biola di sebuah pekuburan antik, sementara pacarnya yang cuma potongan-kepala menggelinding mengikutinya. Anjrooot! hahaha sebuah adegan yang pastinya pengen dibuat oleh Tim Burton. Adegan ridikulus 'kepala ngomong' ini ngingetin gue ama film Itali lainnya yaitu Dario Argento's Trauma, yang mana Argento menyajikannya dengan tone yang lebih serius..dan Oh ya, tentu saja Stuart Gordon's Re-Animator yang silly-fun itu :)
Menjelang akhir, skenario yang ditulis untuk screen oleh Gianni Romoli dari novel-graphis karya Tiziano Scalvi ini semakin extremely-strange dan membingungkan. it's so surreal-weird. Seseorang yang sudah il-fil dan kehilangan atensi sejak pertengahan film, tentunya akan memencet tombol stop pada momen ini dan memilih nonton Sule di OVJ . Tapi seperti gue bilang diatas, gue udah keburu penasaran, maka yang gue lakuin adalah terus menontonnya sampe abis. Dan bener aja..gue cengok nggak ngerti nih film maunya apaan? ngajak ribut?
Tapi, tentu aje kita sekarang punya banyak forum di Internet yang dipenuhi orang2 kelebihan waktu buat mendiskusikan sebuah cerita film, se-absurd apapun itu. Maka, dengan bantuan mbah google gue mulai searching, ngebaca sekian banyak interpretasi orang, dan akhirnya gue nemu interpretasi yang paling cocok. Setelah itu, gue menonton kembali film ini dan kali ini, ketika film usai..tersungging senyum kepuasan dari bibir gue.Ya, Dellamorte Dellamore itu film mumet yang ketika ditonton kembali akan terasa semakin keren. dan anehnya itu film zombie??!
Gue jelas nggak pikir panjang dulu ketika berpendapat, " gore ya gore ajalah..ga usah nyeni-nyenian " karena pada kenyataannya Michelle Soavi berhasil ngegabungin horror, zombie, gore, romance dan juga nyeni-nyenian menjadi sebuah tontonan yang bisa gue apresiasi.Gue nggak tau apa film kaya gini yang dikategoriin ber-genre arthouse? iya kali ya..hehe. Dan sekarang gue yakin kalo gue sebenernya bisa nikmatin semua subgenre horror dari Thriller sampe Splatter, dari B Movie sampe Z Movie ( hehe ), dari Suspense sampe Exploitation dan dari Grindhouse sampe Arthouse..asal dibikinnya menuhin standar-subyektif gue aja sih hehe.
Dellamorte Dellamore is a zombie flick with a brain. funny-dark, tragic, hot ( Anna Falchi is Hot! ), surreal, weird, scary, smart, twisting and..still bloody-gory. Nah.
8/10
Gnaghi-nya kasian banget ah :( lumayan emang nih film, salah satu film kamu ini yang bisa saya nikmati haha..
ReplyDeletekata2nya Francesco termasuk salah satu top quotes film horror tuh hehe..
" Who knows if the rest of the world even exists?" ( Francesco Dellamorte )
ReplyDeletehaha iya nih bos, baru sempet ke tonton 2 film, flashdisk gue ilang :( jadi yang laennya belum sempet di tonton tuh..sial dah.
anyway, thanks filmnya :)
film nih udah masuk daftar pesanan di mondoterrore nih...ntar gue review, :D
ReplyDelete