15 September 2016

Perfect Number ( 2012 )

Reviewed By Gambir

Saya bukan penggemar film-film romantis, sekalipun kemaysuran Titanic telah menjadi buah bibir dari generasi ke kegenrasi atas kesuriteladanannya  sebagai pasangan yang romantis, tapi tidak berlaku bagi saya pribadi. Semenjak dari bangku SMA sampai kuliah seperti sekarang pengalaman cinta saya tak ada yang istimewa-istimewa amat, semuanya berjalan normal-normal saja. kecuali kalau memakaikan jaket saat cuaca dingin, mengantarnya pulang saat gerimis atau menraktirnya makan adalah sebuah tindakan yang amat heroik untuk pasangan.

Tapi seteleh menonton Perfect Number saya tahu apa itu arti romantis dan cinta. Dan jika kalian pernah menontonnya juga, seharusnya kalian malu akan ungkapan “aku rela berkorban semuanya demi dia."


Kisah cinta secret admirer yang berujung pada tragedi, Perfect Number seperti kisah recycle dari Romeo dan Juliet namun dengan versi korea. Bagi saya cinta itu memanglah tragedi, atau setidaknya begitulah kisah-kisah legendaris akan kisah cinta yang kita kenal selama ini, mulai dari yang versi klasik Romeo and Juliet, atau yang paling modern Titanic yang dua-duanya berujung pada kematian atau perpisahan.


Seperti yang kita tahu korea adalah gudangnya film air mata ( drama / cinta ), tapi kali ini disajikan dengan berbeda. Sepertinya sutradara Perfect Number ( Eun Jin Pang ) ingin menyebarkan virus cinta kepada penggemaar thriller macam kita. Jadi kalau bang Ringgo belum juga bisa melunakan hatinya dengan film horror gore, maka Perfect Number patut dicoba.

Bang Ringgo percayalah, film ini bergenre drama thriller, jadi masih layak bukan masuk dalam daftar list riview di blog ini ?. Namun apa hubungannya dengan cinta yang saya jelaskan sebelumnya. karena memang tema besar film ini adalah cinta, macam oldboy yang sampai sekarang menurut saya keukeuh, bahwa tema besarnya adalah cinta terlarang.


Sinopsis :


Seorang perempuan yang tinggal bersama keponakannya tiba-tiba didatangi oleh mantan suaminya. Mantan suaminya itu masuk tanpa permisi dan meminta jatah bercinta, si perempuan tentu saja melawan dan tidak terima menjadi objek birahi . Dibantu keponakannya singkat cerita sang perempuan berhasil menggagalkan niat mantan suaminya tersebut, caranya yaitu dengan mencekik leher si mantan suami dengan kabel setrikaan hingga meninggal dunia. Sementara itu seorang guru matematika yang tinggal disebelah apartemen mendengar kegaduhan tersebut. Bukannya melapor pada polisi si guru matematika ini justru memanfaatkan kejadian ini sebagai ajang pembuktian cinta. Apa maksud dari pembuktian cinta ? dan apa yang akan dilakukan si guru matematika ini ketika mengetahui telah terjadi pembuhunuhan dirumah tetangganya tersebut?


Review : 

 
Diawal film ini dibuka dengan adegan biasa macam film thriller kebanyakan, kematian disajikan terlalu cepat hingga membuat saya kebingungan. apa yang akan dijadikan plot kunci sebagai misteri, mengingat korban pembunuhan sudah ditampakan begitu pula dengan pelaku pembunuhannya dimenit-menit awal.


Tapi rupanya disitulah letak permainan misteri dimulai, misteri yang dibangun terasa seperti bukan misteri sehingga kita mengabaikannya begitu saja. apalagi orang yang baperan, banyaknya adegan drama dari tokoh yang sedang kasmaran membuat kita lupa bahwa ini film misteri.


Saya belum terlalu mengenal aktor dan aktris korea, kecuali Jin Woong yang lagi-lagi bermain sebagai detektif disini. Tapi pemeran utama dalam Perfect Number begitu baik dalam memerankan guru kolot maniak phytagoras, begitu dingin, kaku dan pecundang sejati yang akan membuat kita gregetan saat dia menjadi objek bully orang-orang.


Namun sayangnya cerita terasa nanggung, apakah film ini akan dibawa ke ranah roman atau thriller. Plot misteri dan twist yang diberikan begitu sederhana namun brilian, bayangkan premis misterinya seperti ini “pertarungan intelek antara seorang detektif dengan maniak matematika dalam sebuah kasus pembunuhan.” Premis yang sangat menarik namun sayangnya twist yang diberikan diakhir terasa hambar karena kejutan sudah lebih dulu ditutupi perasaan yang tenggelam oleh nuansa roman yang diberikan.



Walaupun Jin Woong bukan pemeran utama, tapi sepak terjangnya sebagai detektif porsinya tidak terlalu mendominasi dalam film ini. Sayang detektif jenius yang telah memukau saya dalam serial Signal ini ini tidak dieksplor lebih jauh, walaupun tokoh detektif ini tetap menjadi kunci dalam membuka plot misteri. 

Saya berharap pertarungan kejeniusan lebih dominan, bagaimana si maniak phytagoras membuat kerangka jebakan seperti benang kusut sedangkan sang detektif mengulurnya satu persatu hingga lurus kembali. Namun sayangnya memang bukan itulah tujuan dari si penulis naskah. Walaupun seperti itu saya tetap menyukai Perfect Number, saya semakin jatuh cinta dengan thriller korea setelah pertama kali menengok I Saw The Devil, yang kemudian memancing rasa penasaran saya akan thriller dari negeri ginseng ini lebih lanjut.


Perfect Number masih bisa dinikmati bersama keluarga walaupun saya lebih merekomendasikan menontonnya bersama pasangan, karena tidak terlalu banyak jatah darah yang digelontorkan, walaupun ada beberapa scene khas korea yang nyeleneh dan jorok dalam menampilkan gambar mayat yang menjijikan.


Semoga film ini bisa menjadikan hubungan percintaan kalian semakin erat dan  mesra, dan bisa membuat wanita sedikit berpikir kalau masih banyak lelaki baik hati yang mencintai dengan tulus tanpa harus berbalas kelonan hangat dari kalian..dan saya bukan salah satunya Ehm..


..............................

P.S : Review ini sebagai bentuk perlawanan dan kekecewaan akan janji Ming yang akan menerbitkan review edisi I-LOVE-KOREA tetapi tak kunjung datang. *demo didepan kantor fiktif Horrorsekarepdewek

2 comments:

  1. Sebenarnya agak maksa ya ceritanya,,klo mantan suami datang ke rumah,tanpa diundang,bhkan mw memperkosa..klo si cewek berhasil membunuh,,dianggap pembelaan diri lah..kan masuk rumah secara paksa,penyerangan/assault,percobaan perkosaan..jd klo kita berhasil selamat,artinya pbelaan diri..dan tinggal lapor polisi..ga usah repot2 bikin alibi segala..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya klo udah sampe menghilangkan nyawa walaupun membela diri sekalipun, tetap diitung sebagai pembunuhan. Emang udh gitu dari sananya wkwk.

      Delete