Pengantar
Anda salah satu korban Korean Wave (jelas yang saya maksud Korea di sini dan nantinya adalah Korea Selatan, bukan tetangganya yang punya pemimpin berambut Mohawk itu) dengan drama-drama cintanya yang cute dan mengharu biru? Atau penggemar boyband-girlband-groupband—apapun itu sebutannya dengan personel berwajah boneka hasil polesan operasi plastik? Atau begini, setidaknya anda bakal mengetatkan ikat pinggang dengan berpuasa atau cukup mengonsumsi Indomie 3 kali sehari, misalnya, hanya untuk memiliki tablet Samsung terbaru, bukan? Hohoho, tenang saja. Anda tidak sendiri. Saya pun salah satu korban gelombang budaya Korea yang telah mengglobal.
Cuma, yang saya gemari ini bisa dibilang sepi penggemar di sini—jika dibandingkan dengan produk Korea yang sudah saya sebut di atas, dan cuma bisa jadi obrolan seru sesama penggemar film horror beserta turunannya yang bisa dibilang masih satu spesies dengan pengunjung setia—dan tidak setia—blog horror kacangan (saya sebagai salah satu kontributor abadi dan satu-satunya, memang sudah mengajukan proposal kepada editor blog ini untuk mengganti saja nama Horror Popcorn menjadi Horror Kacang) yang makin sepi postingan hingga membuat sekelompok penggemar fanatik melakukan demo di depan kantor fiktif kami.