14 June 2012

FRAILTY ( 2001 )

Selain motif dendam, ekonomi, politik atau kelainan jiwa ( psikopat ), motif apa lagi yang paling sering me latar-belakangi terjadinya kasus pembunuhan berantai? Gue ga tau di negara lain, tapi di Indonesia, yang sering gue denger dari media salah satunya adalah motif  ilmu hitam. Kita bisa liat pada kasus Sumanto atau di beberapa kasus lain yang gue lupa, pelakunya mengaku melakukan serangkaian pembunuhan dalam rangka mendapatkan ilmu kesaktian. Tolol memang hehe. Nah, selain ilmu hitam, ada satu motif lain yang sering gue baca sebagai alasan seseorang untuk menghabisi nyawa orang lain.

Pernah baca berita tentang seseorang ( atau sekelompok orang ) yang membunuh karena konon mendapat semacam bisikan/wahyu dari Tuhan?

Mungkin kasus semacam itu bisa langsung kalian komentari sebagai bagian dari gejala sakit jiwa. Delusional? Skizophrenia? Namun, jikalau memang begitu halnya, apakah kalian juga akan berkata hal yang sama pada Nabi Ibrahim yang konon diwahyukan Tuhan untuk menyembelih puteranya sendiri?


Storyline :




Disebuah kota kecil, di Texas sekitar tahun 70-an, sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, Dad Meiks ( Bill Paxton ), dan dua puteranya Fenton ( Matt O' Leary ) dan Adam ( Jeremy Sumpter ) terlihat bahagia walau baru saja kehilangan sang ibu tercinta.

Semuanya terlihat baik-baik saja, sampai pada suatu hari...
sang ayah bercerita pada ke dua putera nya bahwa semalam dia baru saja mendapat 'vision' ( penampakan ) dari malaikat yang menyampaikan sebuah pesan dari Tuhan buat keluarga kecil mereka.

Konon sang malaikat yang menampakkan diri itu berkata bahwa hari kiamat sudah dekat. Iblis-iblis dikatakan telah menguasai bumi. Dan Tuhan telah memilih keluarga mereka menjadi 'God Hand's' ( tangan Tuhan ) untuk membantu melenyapkan semua iblis yang meraja lela dibumi. Dikatakan lagi, mereka harus menunggu karena Tuhan sedang menyiapkan senjata  untuk mereka beserta informasi daftar nama 'iblis' yang harus mereka musnahkan.

Mendengar itu, Adam ( yang berusia sekitar 6 tahun ) terlihat sangat antusias karena mengira dia akan menjadi semacam superhero pembasmi kejahatan pilihan Tuhan, tapi Fenton, ( 12 tahun ) rupanya bersikap skeptis dan meyakini ada yang salah dalam otak ayah nya. Sementara itu, sang ayah sendiri masih terlihat bingung dengan pengalaman spiritual nya.

Hingga pada suatu hari, ketika Dad Meiks dalam perjalanan, dia mendapat 'vision' sebuah rumah kosong ditengah tanah lapang yang secara aneh disinari selarik cahaya dari balik awan-awan. 


Dia pun memasuki rumah itu dan segera mengetahui bahwa selarik cahaya dari langit tadi, ternyata menyorot langsung ke beberapa benda di tengah2 ruangan. 
jreeeeeng!
Itu adalah sebuah kampak ( ! ) bertuliskan OTIS di gagangnya dan sepasang sarung tangan. Itukah senjata yang dijanjikan Tuhan buatnya ?? OTIS? it's 'Only The Idiot Survive'? 
Di lain hari, sang ayah kembali melihat penampakan dari malaikat ( di gambarkan bersayap dan menghunus sebilah pedang ) yang memberikan daftar nama 'iblis-iblis' yang harus segera keluarga ini lenyapkan.

Sekarang Dad Meiks yakin bahwa dia dan kedua puteranya memang ditakdirkan harus mengemban 'misi suci' Tuhan. Senjata dan daftar nama 'iblis' sudah di berikan , kini saatnya melakukan aksi...

gambaran seseorang yang baru saja mendapat pencerahan

Keluarga ini pun mulai melakukan serangkaian pembunuhan berdasarkan daftar nama yang konon diberikan 'malaikat'. Fenton tak setuju aksi ini dan menganggap ayahnya sudah gila ( dia bahkan pernah punya rencana kabur dan memberitahukan aksi gila sang ayah pada orang-orang ), namun pada akhirnya dia tak mampu berbuat banyak, sementara Adam malah terlihat menikmati aksi 'superhero' mereka.

Jadi, setelah mendapat nama dari 'malaikat', keluarga ini akan melacak alamat sang 'iblis' untuk kemudian mendatangi rumah nya, sang ayah lalu akan  melumpuhkannnya dengan pipa besi, lantas membawa 'tersangka iblis' ini ke ruang bawah tanah untuk memastikan apakah orang yang mereka bawa itu memang iblis atau bukan ( konon Dad Meiks bisa melihat dosa apa saja yang sudah dilakukan orang dihadapannya dengan mencengkeram kepalanya  ). Jika sudah pasti, maka  di saksikan ke dua puteranya, Dad akan segera melakukan 'ibadah' melenyapkan 'iblis' dengan mengkampaknya! ( mungkin juga memutilasinya, karena kemudian kita akan melihat ketika keluarga ini menguburkan korban, ternyata jenazah berada dalam kantong2 plastik terpisah berukuran kecil ).

Bertahun tahun kasus yang kemudian terkenal di Texas dengan sebutan 'Pembantaian Tangan Tuhan' ini tak pernah terungkap ( oh my..ada berapa orang gila dan pembantaian sebenarnya di Texas?? ).

Hingga suatu saat,
Fenton yang telah beranjak dewasa ( diperankan oleh Matthew McConaughey ) dan sejak awal tak setuju dengan apa yang dilakukan ayah dan adiknya, akhirnya memutuskan untuk mengungkap kegilaan mereka dengan menceritakan semuanya pada seorang agen FBI. Fenton bahkan bersedia menunjukkan lokasi dimana mereka menguburkan jasad para korban.


Seakan semuanya akan berakhir disini..
tapi ternyata....

...

tidak.


Review :


Film ini dibuat konon diilhami dari kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Joseph Kallinger bersama puteranya Michael ( yang baru berusia 13 tahun ), dimana ayah-anak ini melakukan 3 pembunuhan dan menyiksa 4 keluarga pada sekitar tahun 1974-1975 di New Jersey. Sama seperti keluarga Meiks dalam kisah film 'Frailty' ini, Joseph Kallinger juga mengaku bahwa dia hanya menjalankan perintah Tuhan.


Merupakan debut penyutradaraan film-panjang Bill Paxton ( lebih dikenal sebagai aktor dan dia juga memerankan karakter Dad Meiks di pilem ini ) setelah di tahun 80-an hanya menyutradarai pilem pendek dan satu serial TV, 'Frailty' yang boleh dibilang sebagai pilem berbujet rendah, tidak meraih sukses secara komersial, walau begitu film ini ternyata mendapat cukup banyak komentar positif dari audiens. Termasuk yang memuji pilem ini diantaranya adalah James Cameron, Sam Raimi dan Stephen King ( kemana Peter Jackson? ). Khusus Stephen King, dia bahkan menyebut 'Frailty' sebagai pilem horror-thriller terbaik di tahun 2001. Filmnya gue pikir memang sangat berbau Stephen King. Bisa gue bayangin kalo King menyesal bukan dia yang menulis ceritanya.


'Frailty' diawali dari adegan dimana Fenton dewasa ( Matthew Mcconaughey ) mendatangi kantor agen FBI Wesley Doyle ( Powers Boothe ) untuk membongkar kasus tak terpecahkan berjuluk 'Pembantaian Tangan Tuhan' yang dilakukan keluarganya. Dalam perjalanan menuju tempat dimana dia hendak menunjukkan lokasi penguburan para korban, Fenton mulai menceritakan kisahnya pada agen Wesley. Dan film secara flashback mulai bergulir.


Well, pilem bertema supranatural-religius aslinya bukan selera gue. Kebanyakan dari mereka asli beneran konyol dan membosankan. Tentang stigmata lah, tentang darah keramat kristus, malaikat pelindung dll dll. nggak menarik. Tapi, bukan berarti gue serta merta nolak dan langsung ngebenci semua pilem yang mempunyai tema itu sih. Ntar gue jadi fanatik-fundamentalis-film dong haha. Soalnya,  kadang ndilalah kok adaa aja gitu yang bagus. Misalnya aja, meski gue nggak suka buah nanas, tapi pas dia dibikin jus, ternyata gue bisa juga ngabisin segelas. aneh. Mungkinkah cara pengolahannya, yang membuat gue tiba-tiba jadi bisa nikmatin nanas? ataukah cuma karena gue lagi naksir ama penjual es jus nya? Oke,  lupain analogi menyedihkan tentang nanas ini.

Dan gue juga nyoba buat nggak terpengaruh komentar Cameron, Raimi  atau King tentang pilem ini, tapi pada kenyataannya secara tak disangka2 'Frailty' yang mempunyai desain poister jelek ini emang berhasil membuat gue terpaku di depan layar GOM Player buat ngikutin cerita keluarga gila Meiks sampe abis.




Kehadiran 2 anak kecil nan polos ditengah-tengah kekerasan yang berlangsung jelas menambah efek creepy pilem ini. Gue mungkin bakal ketiduran nonton 'Frailty' seandainya tidak ada karakter anak kecil disini. Begitu juga dengan setting pertengahan tahun 70-annya. Gue suka banget. nggak tau kenapa.

Sementara itu, konflik di hadirkan dengan pertentangan  ide antara Fenton yang semakin lama semakin membenci ayahnya ( karena menganggap dia udah jadi psikopat ) dan fanatisme ayahnya yang semakin lama justru semakin kuat. Dia bahkan menganggap, Fenton yang berani menentangnya adalah 'iblis', lantas mengurungnya di ruang bawah tanah selama seminggu agar Fenton mendapat 'pencerahan'. Cukup menarik juga ngeliat kenyataan bahwa meski sang ayah terlihat kejam, tapi dia juga diceritain sangat menyayangi kedua puteranya dan mengaku sebenarnya tidak ingin melakukan semua aksi berdarah itu. Hanya saja, sang ayah selalu berdalih bahwa dia tidak kuasa menolak perintah Tuhan. Karakter Adam yang polos, terlihat tidak penting. Tapi, nantinya kalian akan tahu bahwa Adam juga mempunyai peran yang cukup krusial disini.

By the way, semua aksi kekerasan dalam pilem ini ditampilkan secara minimal dan off-screen, nggak ada cewe bugil, apa darah muncrat dalam jumlah massif. Tanpa elemen-elemen krusial diatas, jelas dibutuhkan script yang solid, cerita yang menarik, juga eksekusi sinematik yang tepat-guna untuk membuat gue terpikat pada sebuah pilem horror-thriller yang mempunyai premise cukup konyol : keluarga pembunuh berantai yang digerakkan motif supranatural-religius.

 

Jadi, silahkan taro semua hal-hal positif dari aspek teknis sinematografi yang kalian ngerti disini. Gue nggak ngerti hal-hal berbau teknis soalnya.

Di menit2 akhir, 'Frailty' juga mempunyai twist yang sebenernya udah sering dipake pilem lain, tapi tetep aja gue ketipu ama trik ini. 'belokan tajam cerita' berlapis yang terungkap pada akhir cerita membuat gue terpaksa menontonnya sekali lagi buat mastiin nggak ada poin-poin penting yang kelewat. Asli men, selain pas nongton pilem bokep JAV, jarang loh gue sampe mau-maunya nge-rewind pilem buat fokus merhatiin detil2 nya.

Sekarang, ngomongin poin yang hendak disampaikan 'Frailty' gue ngerasa itu sungguh membuat jidat berkerut dan membawa gue kembali pada pertanyaan yang gue sampein di awal review : apakah Nabi Ibrahim mengalami delusi atau dia memang sedang mengerjakan titah Tuhan? pertanyaan yang sama juga ditujukan buat mereka yang meletakkan bom di keramaian untuk membinasakan 'musuh Tuhan', dan juga buat para pembela Tuhan, yang dengan bersemangat menghabisi 3 nyawa di Cikeusik. itukah aksi tangan Tuhan?

Lalu, kenapa 'tangan Tuhan' tak segera jatuh untuk menumpas 'iblis-iblis' di gedung DPR?


ini akan menjadi sangat subyektif dan memancing debat kusir yang tak berujung pangkal.

Ada baiknya, jika kalian selalu mengingat bahwa kisah dalam 'Frailty' hanya sekedar cerita pilem, karenanya semua yang ada didalamnya juga cuma produk khayal seseorang yang sepertinya kurang tidur dan terlalu banyak menenggak alkohol. Dengan demikian, kalian mungkin akan bisa menikmati 'Frailty' sebagai hiburan biasa yang akan ngabisin waktu sejam setengah kalian yang ngebosenin itu dengan cukup layak.

Untuk menyebut 'Frailty' sebagai pilem terbaik di tahun 2001, kedengeran sedikit berlebihan. Walau begitu, Gue memang sangat menikmati pilem ini, sebuah thriller-psikologikal yang efektif dan menyentak. it's not gory. It's not very scary. But it's very, very deliciously-twisty-creepy.
.........................................................

TRIVIA : Di tahun 1986, Maradona, mengemban misi suci 'tangan Tuhan' buat menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan begitu ingin ngeliat Inggris kalah. Kemungkinannya,  Dia nggak mau kalah taruhan dengan iblis.


RATING:





Image and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPicImage and video hosting by TinyPic